Pages

Search This Blog

Monday, July 27, 2015

Tantangan Autistik Dewasa Dalam Dunia Kerja



Tantangan autistik dewasa dalam menghadapi kemandirian hidup adalah di dunia kerja. Dewasa dengan sindrom autistik atau asperger masih dapat memiliki kemampuan untuk berinteraksi seperti biasa dan dapat bekerja. Sayangnya, masih belum banyak sektor negeri dan swasta di wilayah manapun yang bisa mengadopsi kemampuan keterampilan mereka. Ada beberapa hal yang bisa kita renungkan untuk dapat menempatkan mereka dalam dunia kerja dan juga berprestasi.

Pertama. Sisi hambatan dan tantangan.
Tantangan bagi penyandang ASD adalah tidak berminatnya para perusahaan mengambil para penyandang yang dianggap cacat sebagai pekerja perusahaan mereka. Bahkan di Amerika saja, seperti yang dikutip oleh Ami Taubenfeld dari Itineris, sebuah LSM di Baltimore, masih banyak perusahaan atau para pengusaha yang memiliki stigma tentang mempekerjakan penyandang cacat, termasuk untuk memberikan kesempatan kerja kepada orang dewasa ASD. Pikiran dan mental seperti ini sebaiknya berubah seiring waktu. Sebuah perusahaan di Denmark, Specialisterne  yang dimiliki oleh Thorkil Sonne berhasil mempekerjakan berhasil mempekerjakan dewasa ASD peralihan dari sekolah ke tempat kerja di beberapa sektor. Menurut Sonne, umumnya mereka memiliki memori yang baik, perhatian terhadap detail, mengenal pola pekerjaan dan bekerja secara terstruktur, bahkan dianggap setia dengan pekerjaan.
Kedua. Transisi dari sekolah menuju kesiapan kerja.
Dr Scott Standifer seorang profesor klinis dari sekolah kesehatan pada  the University of Missouri,  Columbia mengatakan bahwa kurangnya kesadaran sumber daya kerja, perencanaan individu dikombinasikan dengan diskriminasi terhadap mereka yang cacat merupakan faktor yang mencegah orang dewasa ASD memiliki jenjang karir yang sukses. Ketika berbenturan dengan rutinitas, tanggung jawab dan harapan akan berbeda antara waktu mereka disekolah dan menuju dunia kerja. Jadwal, rutinitas, tanggung jawab berbeda akan membuat mereka bisa terpuruk jika tidak cepat diatasi. Ketika mereka masih di SMA, ada baiknya sudah membicarakan tentang karir yang menarik bagi diri mereka, bekerja paruh waktu sebagai pendahuluan.
Ketiga. Ketika mencari pekerjaan.
Dewasa ASD dapat mengikuti program misalnya mengikuti program rehabilitasi kejuruan yang dapat membuat mereka dapat berlatih wawancara kerja, karena proses ini saja bisa sangat membuat dewasa ASD down. Hal ini penting karena mereka akan menghadapi pengusaha yang dapat saja tipe nya berbeda dengan tipe waktu ditempat kerja sebelumnya.
Keempat. Dukungan ditempat kerja. Walaupun misalnya mereka sudah mendapatkan pekerjaan, tetap saja mereka boleh jadi kurang mendapatkan dukungan. Dr. Standifer menunjukkan bahwa orang dewasa dengan ASD memerlukan petunjuk konkret/jelas tentang tugas-tugas mereka dari manajer atau atasan. Sonne juga menambahkan petunjuk jelas ini tidak termasuk didalamnya ironi/sarkasme, karena bisa diserap begitu saja dengan mudah.


iancommunity

Cara Alami Supaya Kadar Glutathione Tetap Tinggi

Glutathione, antioksidan yang terdapat di dalam tubuh, tugasnya menurunkan radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif, merusak sel tu...