Mikrosefali merupakan suatu kondisi di mana kepala bayi lebih kecil daripada
anak-anak lain dari usia dan jenis kelamin yang sama. Kondisi
ini dapat terjadi ketika bayi baru lahir dan dapat berkembang dalam dua tahun pertama kehidupan. Mikrosefali
tidak dapat disembuhkan. Diagnosis
dan pengobatan awal dapat membantu memperbaiki tampilan
anak.
Kondisi ini disebabkan oleh perkembangan otak yang abnormal
yang dapat terjadi saat anak masih dalam kandungan
atau selama masa bayi. Kondisi genetik juga dapat berkontribusi terhadap
perkembangan mikrosefali.
Kondisi genetik apa
yang dapat menyebabkannya?
- Cornelia de Lange syndrome. Gangguan ini memperlambat pertumbuhan anak di dalam dan di luar rahim. masalah intelektual yang parah, kelainan pergelangan dan tangan, bentuk wajah yang berbeda dari umum. Misalnya, anak-anak dengan kondisi ini sering memiliki alis yang tumbuh bersama-sama di tengah-tengah, telinga turun , hidung dan gigi kecil.
- Down syndrome. Kondisi ini juga dikenal sebagai trisomi 21. Anak-anak dengan trisomi 21 biasanya memiliki keterlambatan kognitif, cacat intelektual ringan sampai sedang, lemah otot, ciri wajah khas misalnya mata berbentuk almond, wajah bulat, dan kecil.
- Cri du Chat syndrome. Bayi dengan kondisi ini menangis bernada tinggi yang berbeda, mirip dengan kucing. Ciri umum dari sindrom ini meliputi cacat intelektual, berat badan lahir rendah,lemah otot, ciri wajah tertentu, seperti mata lebar, rahang kecil dan telinga rendah.
- Rubinstein-Taybi syndrome. Bayi dengan kondisi langka ini lebih pendek dari biasanya. Mereka juga memiliki jempol dan jari-jari kaki besar, bentuk wajah khas dan cacat intelektual. Orang dengan bentuk parah dari kondisi ini sering tidak bertahan lama hidup.
- Seckel syndrome. Kondisi langka ini menyebabkan keterlambatan pertumbuhan dan keluar dari rahim. Karakteristik umum termasuk cacat intelektual dan ciri wajah tertentu, termasuk wajah sempit, hidung seperti belah, dan rahang miring.
- Smith-Lemli-Opitz syndrome. Bayi dengan kondisi ini memiliki cacat intelektual dan cacat perilaku yang mencerminkan autisme. Tanda-tanda awal dari gangguan ini meliputi kesulitan makan, pertumbuhan yang lambat, dan bergabungnya jari kaki kedua dan ketiga.
- Trisomi 18. Dikenal sebagai Edward’s syndrome. Ditandai dengan pertumbuhan yang lambat di rahim, berat lahir rendah, bentuk kepala tidak teratur, cacat organ. Biasanya tidak akan bertahan lama di awal kehidupan.
- Paparan virus, obat-obatan, atau racun. Selain itu, virus yang bisa menjadikan mikrosefali adalah:
a.
Virus zika. Menyebar ke manusia dari
nyamuk yang terinfeksi virus. Pada orang biasa tidak terlalu serius, namun bagi
orang hamil, dapat menular pada bayi yang menyebabkan mikrosefali, cacat
pendengaran dan pendengaran, gangguan pertumbuhan.
b.
Cacat metilmerkuri. Dapat berasal dari
biji gandum makanan hewan, air, ikan, daging atau seafood. Keracunan dapat
menyebabkan cacat otak, kerusakan tulang belakang.
c.
Kongenital rubela. Jika kontrak virus yang menyebabkan campak Jerman
atau rubella,
dalam tiga bulan pertama kehamilan, bayi dapat mengembangkan masalah berat.
Masalah-masalah ini dapat mencakup tuli, cacat intelektual
dan kejang. Rubella dapat dicegah
dengan vaksin.
d.
Toksoplasma kongenital. Jika terinfeksi
parasit Toxoplasma gondii saat sedang
hamil, dapat membahayakan perkembangan bayi. Bayi mungkin akan lahir prematur dengan banyak masalah
fisik, termasuk kejang, kehilangan mendengar dan
penglihatan. Parasit ini ditemukan di beberapa kotoran kucing dan daging
mentah.
e.
Sitomegalovirus
kongenital. Jika
ibu hamil terserang virus ini, dia
dapat menularkannya ke janin melalui plasenta . Hal ini
dapat menyebabkan penyakit kuning, ruam, dan kejang pada bayi. Jika sedang
hamil, harus mengambil tindakan pencegahan dengan mencuci tangan sering dan
tidak berbagi peralatan dengan anak-anak di bawah usia 6
tahun.
- Uncontrolled phenylketonuria (PKU) pada ibu. Jika seorang wanita sedang hamil dan memiliki gen fenilketonuria (PKU), penting untuk mengikuti diet fenilalanin rendah. Jika wanita mengkonsumsi terlalu banyak zat ini, yang dapat ditemukan dalam susu, telur dan pemanis aspartam, dapat membahayakan perkembangan bayi.
- Komplikasi persalinan. Bisa karena kurang gizi atau kurang oksigen. Hal ini menjadi penyebab cacat intelektual, fungsi motorik tertunda, lambat bicara, distorsi wajah, dwarfisme, atau bertubuh pendek, hiperaktif, kejang, kesulitan dengan koordinasi dan keseimbangan.
Dokter
akan mendiagnosa dengan mengukur kepala bayi saat lahir. Jika terlihat kecil,
tidak sesuai dengan normal, maka dokter akan selalu mengawasi sampai 2 tahun
pertama kehidupan. Tidak ada obat bagi mikrosefali, namun dapat dilakukan
pengelolaan komplikasi, misalnya dengan terapi okupasi, jika kejang diterapi
dengan obat anti kejang, jika diperaktif dilakukan terapi perilaku.
Mikrosefali
tidak selalu dapat dicegah apalagi ketika semua karena gen. Sedari prenatal
sebaiknya menghindari alkohol, narkoba. Periksakan segera jika memiliki gen
PKU.