Pages

Search This Blog

Saturday, August 30, 2014

Apatis di Usia Tua mengerutkan Otak

Apatis (kurang antusias dan energi) dapat menerjang semua umur, tanpa kecuali juga pada orangtua. Cirinya adalah seseorag jadi tidak bersemangat/termotivasi melakukan apapun. Apatis dapat melanda orang dengan golongan umur emas. Ternyata para ilmuwan menyelidiki, sifat kurangnya emosi dan cuek terhadap dunia bisa menjadi tanda penyusutan otak.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Neurology, dan didanai oleh National Institutes of Health, National Institute of Aging, menemukan bahwa orang apatis yang lebih tua, tetapi tidak mengalami depresi, dapat mungkin menderita volume otak lebih kecil daripada mereka yang tidak apatis.
Para peneliti memantau lebih dari 4.300 orang Belanda dengan usia rata-rata 76 yang tidak memiliki demensia. Semua menjalani scan otak MRI kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengukur gejala apatis mereka, seperti kurangnya minat dalam beberapa hal, bosan dengan kegiatan yang pernah dinikmati dan kekurangan energi. Para ilmuwan di University Medical Center Utrecht di Belanda menemukan bahwa orang dengan dua atau lebih gejala-gejala tersebut memiliki materi abu-abu 1,4% lebih kecil dan 1,6% lebih sedikit materi putih di otak mereka dibandingkan dengan mereka yang menunjukkan sedikit atau tidak apatis. Materi abu-abu tempat di mana memori dan pembelajaran disimpan dalam otak, sedangkan materi putih bagian dari otak yang mengontrol sistem komunikasinya.
Menurut penulis studi J. Lenore Launer dari National Institute on Aging dan anggota American Academy of Neurology mengatakan bahwa apatis merupakan perubahan yang mendasar sama seperti tanda-tanda kehilangan memori mungkin sinyal perubahan otak yang terkait dengan penyakit otak. Gejala apatis umum terjadi pada orangtua tanpa demensia. Dan faktanya, bahwa responden yang memiliki sikap apatis tanpa depresi mengalihkan perhatian kita, bagaimana apatis dapat mengindikasikan penyakit otak.
Menurut Dr Marc Dalton dari Dalton Psychiatry di Washington apatis memang sering terjadi pada pasien tua, bahkan ada kecenderungan kepada apatis yang parah. Hal ini sebaiknya ditelusuri lagi, apakah memang mereka benar apatis atau hanya kelelahan? Masih perlu ada penelitian tambahan, hal ini dapat menambah wawasan bagaimana perkembangan otak dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental kita.
thechart.blogs.cnn.

Cara Alami Supaya Kadar Glutathione Tetap Tinggi

Glutathione, antioksidan yang terdapat di dalam tubuh, tugasnya menurunkan radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif, merusak sel tu...