Pages

Search This Blog

Friday, August 15, 2014

Riset Hubungan Depresi dan Demensia

Ada hubungan antara depresi pada orang tua dengan kejadian demensia, apakah depresi akan memicu demensia atau demensia memicu depresi, hal ini masih menjadi penelitian lanjutan. Sebuah studi baru yang diterbitkan secara online pada 30 Juli di jurnal Neurology yang masih membutuhkan pembahasan lebih lanjut.
Para peneliti melaporkan bahwa depresi merupakan faktor risiko demensia dan orang-orang dengan lebih banyak gejala depresi cenderung mengalami penurunan berpikir dan memori keterampilan lebih cepat. Sementara penelitian menemukan hubungan antara keduanya bukan membuktikan hubungan sebab-akibat. Depresi menyumbang sekitar 4,4% penurunan mental yang tidak dapat dikaitkan dengan demensia-kerusakan yang ditemukan di otak.
Menurut Robert Wilson, ahli neuropsikologi di the Rush Alzheimer’s Disease Center pada Rush University hal ini merupakan faktor resiko yang sebaiknya diperhatikan dan mengobati depresi dapat mengurangi risiko demensia pada orang tua. Penelitian ini melibatkan lebih dari 1.700 orang, dengan usia rata-rata 77tahun yang tidak memiliki memori masalah pada saat penelitian akan berlangsung. Peserta disaring setiap tahun untuk memantau gejala depresi, seperti kesepian dan kurangnya nafsu makan dan melakukan tes untuk pikiran dan memori keterampilan mereka untuk rata-rata delapan tahun.
Selama studi, sekitar setengah dari peserta mengalami masalah ringan pada memori dan kemampuan berpikir kritis yang sering muncul sebagai gejala pendahulu penyakit Alzheimer. Sebanyak 315 orang, atau 18 persen berpotensi demensia. Sebanyak 680 orang meninggal selama penelitian dan otopsi yang dilakukan pada 582 dari mereka untuk mencari plak dan kisut di otak yang merupakan tanda-tanda demensia dan tanda-tanda lain kerusakan di otak. Para peneliti menemukan bahwa tingkat depresi tinggi sebelum diagnosis demensia terkait dengan penurunan lebih drastis dalam berpikir dan keterampilan memori di kemudian hari. Di sisi lain, timbulnya demensia tampaknya tidak dikaitkan dengan peningkatan depresi, bahkan, sebaliknya.
Menurut Wilson, orang yang sedang terkena demensia cenderung mengalami depresi ringan saja dibandingkan yang sudah terkena demensia. Ketika seseorang kehilangan kemampuan berfikir dan memorinya, justru akan lebih sulit depresi dan dalam keadaan depresi. Depresi tergantung pada kontinuitas tertentu pengalaman yang menjadi gangguan saat demensia berkembang. Hal ini sebenarnya bisa dicermati pada orang yang disayang jika terjebak dalam demensia. Namun, para peneliti tidak menemukan hubungan antara depresi dan demensia terkait kerusakan di otak. Hal ini bisa berarti bahwa mengobati depresi hanya akan mencegah sebagian dari penurunan pikiran dan memori yang terjadi dengan usia .
Adanya depresi selama dalam hidup seseorang dapat ditunda berkembang penurunan mental yang datang dengan penuaan seperti misalnya dengan olahraga atau pola makan benar. Jika depresi ditangani maka juga akan membantu penurunan beberapa yang menyebabkan depresi.
Penelitian susulan yang lebih diutamakan kedepannya mencakup bagaimana tepatnya depresi mempengaruhi demensia seseorang. Maka dari itu diperlukan identifikasi dan struktur otak yang berkaitan dengan depresi usia tua dan jelas hubungannya dengan demensia. Hal ini diperlukan untuk mengetahui perawatan depresi seperti apa yang tepat.
Newshealth

Cara Alami Supaya Kadar Glutathione Tetap Tinggi

Glutathione, antioksidan yang terdapat di dalam tubuh, tugasnya menurunkan radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif, merusak sel tu...