Suplementasi asam lemak omega- 3 dan omega- 6 dapat membantu
anak-anak dan remaja yang memiliki jenis ADHD tertentu. Penemuan ini
merupakan disertasi dari the Sahlgrenska Academy, University of
Gothenburg, sekaligus juga menunjukkan bahwa program pelatihan kognitif
khusus dapat meningkatkan masalah perilaku pada anak-anak dengan ADHD.
Antara 3-6 persen anak-anak usia sekolah diperkirakan memiliki ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). ADHD merupakan gangguan kesulitan mengendalikan impuls dan marah, duduk diam, menunggu atau perhatian walau dalam jangka waktu singkat. Ada berbagai macam jenis ADHD misalnya pada gangguan perhatian, hiperaktif dan impulsif mempunyai beberapa tingkatan menonjol. ADHD sering diobati dengan obat stimulan, yang bisa efektif untuk seseorang, tetapi tidak untuk yang lain.
Hal ini dapat menjadi perbaikan yang berhubungan. Dalam studi ini, 75 anak-anak dan remaja dengan ADHD diberi asam lemak omega-3 dan omega- 6 atau plasebo selama tiga bulan dan kemudian mereka semua diberikan omega-3 atau omega-6 lebih dari tiga bulan. Penelitian ini dilakukan dengan metode double-blind, yang berarti bahwa baik para peneliti maupun para peserta tidak diizinkan untuk mengetahui apakah mereka menerima kapsul aktif sampai penelitian selesai.
Dalam penelitian ini, untuk kelompok secara keseluruhan, mereka belum melihat kemajuan besar, tapi 35% anak-anak dan remaja yang memiliki ADHD subtipe kurang perhatian atau yang disebut ADD terdapat perbaikan gejala, sehingga dapat didiskusikan lagi tentang perbaikan klinis yang berhubungan.
Tingkat omega-3 dan omega-6 diukur dalam sampel darah, ditunjukkan dengan penurunan gejala yang jelas, keseimbangan yang lebih baik pada tingkatan darah yang tinggi kadar omega-3 dan omega-6 nya. Disertasi ini juga menunjukkan bahwa metode pelatihan kognitif yang disebut dengan Collaborative Problem Solving (CPS) dapat menjadi alternatif atau pelengkap dalam terapi ADHD dan juga oppositional defiant disorder/gangguan suka memberontak (ODD).
Gabungan dua metode ini diharapkan dapat membantu anak dan keluarga dalam peningkatan kemampuan kognitif dan memecahkan masalah. Penelitian ini melibatkan 17 anak-anak, yang keluarganya menerima sekitar sepuluh minggu sesi CPS. Keluarga kemudian ditanya berapa banyak masalah perilaku membaik secara langsung setelah perawatan serta dalam enam bulan kemudian.
Studi CPS sebagai pengobatan untuk ADHD dan ODD adalah yang pertama di Swedia. Semua keluarga dalam penelitian menyelesaikan pengobatan dan setengah dari mereka mengalami kemajuan perubahan besar atau sangat besar dari masalah perilaku.
Kelompok pasien yang masih memiliki gejala ADHD parah ketika terapi CPS selesai diberi kesempatan untuk melengkapi perawatan dengan obat stimulan. Dalam tindak lanjut enam bulan kemudian, 81% dari semua keluarga yang berpartisipasi mengalami kemajuan besar atau sangat besar. Menurut Mats Johnson dari the Sahlgrenska Academy, hal ini menunjukkan bahwa CPS dapat memperbaiki perilaku yang dapat mendatangkan masalah pada anak-anak ADHD dan ODD dan bahwa anak-anak dengan gejala ADHD parah dapat diturunkan dengan kombinasi CPS dan pengobatan ADHD.
sciencedaily
Antara 3-6 persen anak-anak usia sekolah diperkirakan memiliki ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). ADHD merupakan gangguan kesulitan mengendalikan impuls dan marah, duduk diam, menunggu atau perhatian walau dalam jangka waktu singkat. Ada berbagai macam jenis ADHD misalnya pada gangguan perhatian, hiperaktif dan impulsif mempunyai beberapa tingkatan menonjol. ADHD sering diobati dengan obat stimulan, yang bisa efektif untuk seseorang, tetapi tidak untuk yang lain.
Hal ini dapat menjadi perbaikan yang berhubungan. Dalam studi ini, 75 anak-anak dan remaja dengan ADHD diberi asam lemak omega-3 dan omega- 6 atau plasebo selama tiga bulan dan kemudian mereka semua diberikan omega-3 atau omega-6 lebih dari tiga bulan. Penelitian ini dilakukan dengan metode double-blind, yang berarti bahwa baik para peneliti maupun para peserta tidak diizinkan untuk mengetahui apakah mereka menerima kapsul aktif sampai penelitian selesai.
Dalam penelitian ini, untuk kelompok secara keseluruhan, mereka belum melihat kemajuan besar, tapi 35% anak-anak dan remaja yang memiliki ADHD subtipe kurang perhatian atau yang disebut ADD terdapat perbaikan gejala, sehingga dapat didiskusikan lagi tentang perbaikan klinis yang berhubungan.
Tingkat omega-3 dan omega-6 diukur dalam sampel darah, ditunjukkan dengan penurunan gejala yang jelas, keseimbangan yang lebih baik pada tingkatan darah yang tinggi kadar omega-3 dan omega-6 nya. Disertasi ini juga menunjukkan bahwa metode pelatihan kognitif yang disebut dengan Collaborative Problem Solving (CPS) dapat menjadi alternatif atau pelengkap dalam terapi ADHD dan juga oppositional defiant disorder/gangguan suka memberontak (ODD).
Gabungan dua metode ini diharapkan dapat membantu anak dan keluarga dalam peningkatan kemampuan kognitif dan memecahkan masalah. Penelitian ini melibatkan 17 anak-anak, yang keluarganya menerima sekitar sepuluh minggu sesi CPS. Keluarga kemudian ditanya berapa banyak masalah perilaku membaik secara langsung setelah perawatan serta dalam enam bulan kemudian.
Studi CPS sebagai pengobatan untuk ADHD dan ODD adalah yang pertama di Swedia. Semua keluarga dalam penelitian menyelesaikan pengobatan dan setengah dari mereka mengalami kemajuan perubahan besar atau sangat besar dari masalah perilaku.
Kelompok pasien yang masih memiliki gejala ADHD parah ketika terapi CPS selesai diberi kesempatan untuk melengkapi perawatan dengan obat stimulan. Dalam tindak lanjut enam bulan kemudian, 81% dari semua keluarga yang berpartisipasi mengalami kemajuan besar atau sangat besar. Menurut Mats Johnson dari the Sahlgrenska Academy, hal ini menunjukkan bahwa CPS dapat memperbaiki perilaku yang dapat mendatangkan masalah pada anak-anak ADHD dan ODD dan bahwa anak-anak dengan gejala ADHD parah dapat diturunkan dengan kombinasi CPS dan pengobatan ADHD.
sciencedaily