Pages

Search This Blog

Tuesday, February 3, 2015

8 Fakta Diet GFCF pada Anak Autistik



Anak dengan sindrom autistik diharuskan mengontrol pola makan/diet mereka. Ada beberapa diet yang dapat dijalani, salahsatunya adalah GFCF atau Gluten Free Casein Free (pola diet bebas kasein dan gluten). Diet ini masih menjadi penelitian, walau juga banyak orangtua yang memiliki anak dengan spektrum autistik sangat terbantu karena mengurangi gejala buruk yang timbul karena bocor diet. Ada fakta yang sebaiknya diperhatikan oleh orangtua ketika mereka ingin mempraktekkan diet ini pada anak mereka:


Pertama. Lakukan diet dengan disiplin, tidak ada tipuan satu haripun. Pola diet GFCF menghilangkan dua protein: kasein, yang ditemukan di semua susu dan produk susu; serta gluten, yang terkandung dalam gandum, barley, rye dan beberapa merek gandum yang mungkin telah terkontaminasi silang dengan gluten. Penyebab yang paling terlihat jelas untuk perburukan gejala yang dihindari adalah susu, keju, yogurt, es krim, kebanyakan roti, sereal dan pasta. Namun, masih banyak sekali makanan olahan yang  berbahan gluten dan kasein misalnya hot dog, daging paket, salad dressings, saus dan beberapa margarin yang juga dilarang. Periksalah label makanan jika ada produk pengganti susu yang dapat saja tercampur kasein. Supaya pola diet ini tetap bekerja, protein yang diberikan untuk anak sebaiknya yang berkualitas baik. Dalam sebuah penelitian, anak-anak yang menyimpang dari diet hanya sekali setiap bulan menunjukkan perbaikan lebih sedikit dibandingkan mereka yang melanggar diet dua kali atau kurang selama satu tahun.
Kedua. Penelitian masih terus dilakukan, namun cukup menggembirakan. Studi ini pernah menjadi kontroversi karena ditahun 2009 ada sebuah studi bahwa pola diet GFCF tidak memiliki bukti yang kuat. Tetapi ada sebuah studi menarik kemudian di tahun 2010 di Denmark pada anak-anak usia 4 sampai 11 tahun, beberapa anak-anak menunjukkan perbaikan yang signifikan setelah 8, 12, dan 24 bulan dengan diet GFCF ini. Para peneliti di Penn State mengamati hampir 400 anak-anak dengan autisme dan menemukan bukti bahwa para orangtua yang memberikan diet GFCF menurunkan  gejala seperti hiperaktif, amarah, masalah dengan kontak mata serta keterampilan berbicara dan penyakit fisik seperti ruam kulit, kejang untuk kelompok anak anak tertentu. Mereka yang menunjukkan peningkatan yang paling baik mengikuti diet ketat minimal enam bulan, atau memiliki riwayat alergi makanan atau masalah pencernaan, seperti sembelit kronis dan diare.
Ketiga. Prosesnya tidak tahu kenapa, tetapi membantu. Seuah teori bahwa anak dengan autistik dapat mengalami “bocor usus” ketika tidak dapat sepenuhnya memecah kasein dan gluten dan telah meningkatkan permeabilitas usus sehingga protein tidak tercerna atau sebagian dicerna bocor melalui dinding usus dan masuk ke dalam aliran darah. Ketika hal itu terjadi, protein dapat mencapai otak dan dapat menyebabkan masalah perilaku, ucapan dan keterampilan sosial. Dan ketika protein dari dua bahan itu dibatasi atau bahkan dihindari, mereka dapat tidur nyenyak, dapat lebih waspada, perbaikan terapi dan kemajuannya lebih baik.
Keempat. Sifatnya ada yang cocok dan tidak. Menurut sebuah studi oleh Autism Speaks, hampir setengah dari semua anak-anak dengan gangguan spektrum autisme mengalami semacam gejala gastrointestinal. Sementara itu mungkin bahwa gluten dan kasein protein memicu respon kekebalan tubuh, menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan, menyebabkan alergi makanan dan intoleransi, memperburuk gejala autisme. Pola diet GFCF tidak membantu semua anak dengan autistik, tetapi bagi mereka yang juga memiliki alergi makanan atau masalah pencernaan kronis tampaknya mendapatkan manfaat terbesar diet ini.
Kelima. Mencari tahu diet ini dari ahlinya. Berkonsultasilah dengan dokter atau ahli gizi agar bisa merencanakan pola makan, sebab banyak sekali makanan yang tersusup dua bahan ini, selain juga membicarakan suplemen gizi apa yang bisa ditambahkan. Misalnya dengan bebas gluten berarti banyak kehilangan vitamin B kompleks dan bebas casein kehilangan vitamin D dan kalsium, sehingga perlu diberikan alternatif tambahan suplementasi apa sehingga tidak kekurangan gizi.
Keenam. Awalnya pasti sulit. Menghilangkan gluten dan kasein berarti berpantang makanan yang diproses dan makanan restoran. Banyak anak dengan autisme sangat picky eater/pemilih makanan, sebagian karena kepekaan mereka terhadap rasa, bau dan tekstur makanan tertentu. Banyak orangtua yang sukses anaknya dengan diet ini pertama kali menyarankan penghilangan kasein diminggu pertama, kemudian gluten di minggu kedua. Secara bertahap memperkenalkan makanan non susu atau susu yang tidak mengandung casein, pasta bebas gluten.
Ketujuh. Bersabarlah. Banyak orangtua tidak sabar melihat kemajuan anaknya, sehingga berharap diet ini dapat memperbaiki kondisi anak dalam 2-3 hari... nonsense! Plus, jika anak telah didiagnosis dengan penyakit celiac (ketidakmampuan mencerna gluten), dapat berbulan-bulan untuk memperbaiki kondisi ususnya. Jadi berikan tenggat waktu 6 bulan untuk diet ini terlihat hasilnya.
Kedelapan. Kesuksesan tergantung usaha kita. Sebelum menjalankan deit ini, targetkan tujuan yang pasti. Maka selain menerapkan diet, list pula perubahan apa yang telah terjadi pada anak sampai sekitar enam bulan. Jika belum berhasil juga, kemungkinan ada diet lain yang sebaiknya dijalankan juga.
source: parents dot com

Cara Alami Supaya Kadar Glutathione Tetap Tinggi

Glutathione, antioksidan yang terdapat di dalam tubuh, tugasnya menurunkan radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif, merusak sel tu...