Anak dengan sindrom autistik
diharuskan mengontrol pola makan/diet mereka. Ada beberapa diet yang dapat
dijalani, salahsatunya adalah GFCF atau Gluten Free Casein Free (pola diet
bebas kasein dan gluten). Diet ini masih menjadi penelitian, walau juga banyak
orangtua yang memiliki anak dengan spektrum autistik sangat terbantu karena
mengurangi gejala buruk yang timbul karena bocor diet. Ada fakta yang sebaiknya
diperhatikan oleh orangtua ketika mereka ingin mempraktekkan diet ini pada anak
mereka:
Pertama. Lakukan diet dengan disiplin, tidak ada tipuan satu haripun.
Pola diet GFCF menghilangkan dua protein: kasein, yang
ditemukan di semua susu dan produk susu;
serta gluten, yang
terkandung dalam gandum, barley, rye dan
beberapa merek gandum yang
mungkin telah terkontaminasi silang
dengan gluten.
Penyebab yang paling terlihat jelas untuk perburukan gejala yang dihindari
adalah susu, keju, yogurt, es krim, kebanyakan
roti, sereal dan
pasta. Namun, masih banyak sekali makanan olahan
yang berbahan gluten dan kasein misalnya
hot dog, daging paket, salad dressings, saus dan beberapa margarin yang juga
dilarang. Periksalah label makanan jika ada produk pengganti susu yang dapat
saja tercampur kasein. Supaya pola diet ini tetap bekerja, protein yang
diberikan untuk anak sebaiknya yang berkualitas baik. Dalam sebuah penelitian, anak-anak yang menyimpang dari diet
hanya sekali setiap bulan menunjukkan perbaikan lebih
sedikit dibandingkan mereka yang
melanggar diet dua kali atau kurang selama
satu tahun.
Kedua. Penelitian masih terus dilakukan, namun cukup menggembirakan.
Studi ini pernah menjadi kontroversi karena ditahun 2009 ada sebuah studi bahwa
pola diet GFCF tidak memiliki bukti yang kuat. Tetapi ada sebuah studi menarik
kemudian di tahun 2010 di Denmark pada anak-anak usia 4 sampai 11 tahun, beberapa anak-anak menunjukkan perbaikan yang signifikan setelah 8, 12, dan 24 bulan dengan
diet GFCF ini. Para peneliti di Penn State mengamati hampir
400 anak-anak dengan autisme
dan menemukan bukti bahwa para
orangtua yang memberikan diet GFCF menurunkan gejala seperti hiperaktif, amarah, masalah dengan kontak mata serta keterampilan berbicara dan
penyakit fisik seperti ruam kulit, kejang untuk kelompok anak anak tertentu. Mereka yang menunjukkan peningkatan yang paling baik mengikuti diet ketat
minimal enam bulan, atau memiliki riwayat alergi
makanan atau masalah pencernaan,
seperti sembelit kronis dan diare.
Ketiga. Prosesnya tidak tahu kenapa, tetapi membantu. Seuah teori
bahwa anak dengan autistik dapat mengalami “bocor usus” ketika tidak dapat sepenuhnya memecah kasein dan gluten
dan telah meningkatkan permeabilitas usus sehingga protein tidak
tercerna atau sebagian dicerna
bocor melalui dinding usus dan masuk ke dalam
aliran darah. Ketika hal itu terjadi,
protein dapat mencapai otak dan dapat
menyebabkan masalah perilaku, ucapan dan keterampilan sosial. Dan
ketika protein dari dua bahan itu dibatasi atau bahkan dihindari, mereka dapat
tidur nyenyak, dapat lebih waspada, perbaikan terapi dan kemajuannya lebih
baik.
Keempat. Sifatnya ada yang cocok dan tidak. Menurut sebuah studi oleh Autism Speaks, hampir
setengah dari semua anak-anak
dengan gangguan spektrum autisme mengalami
semacam gejala gastrointestinal.
Sementara itu mungkin bahwa gluten dan kasein protein
memicu respon kekebalan
tubuh, menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan, menyebabkan alergi makanan dan intoleransi, memperburuk gejala autisme.
Pola diet GFCF tidak membantu semua anak dengan autistik, tetapi bagi mereka
yang juga memiliki alergi makanan atau masalah pencernaan kronis tampaknya mendapatkan manfaat terbesar diet ini.
Kelima. Mencari tahu diet ini dari ahlinya. Berkonsultasilah dengan
dokter atau ahli gizi agar bisa merencanakan pola makan, sebab banyak sekali
makanan yang tersusup dua bahan ini, selain juga membicarakan suplemen gizi apa
yang bisa ditambahkan. Misalnya dengan bebas gluten berarti banyak kehilangan
vitamin B kompleks dan bebas casein kehilangan vitamin D dan kalsium, sehingga
perlu diberikan alternatif tambahan suplementasi apa sehingga tidak kekurangan
gizi.
Keenam. Awalnya pasti sulit. Menghilangkan gluten dan
kasein berarti berpantang makanan yang diproses dan makanan restoran. Banyak anak dengan autisme
sangat picky eater/pemilih
makanan, sebagian
karena kepekaan mereka terhadap rasa, bau
dan tekstur makanan tertentu. Banyak orangtua
yang sukses anaknya dengan diet ini pertama kali menyarankan penghilangan
kasein diminggu pertama, kemudian gluten di minggu kedua. Secara bertahap memperkenalkan
makanan non susu atau susu yang tidak mengandung casein, pasta bebas gluten.
Ketujuh. Bersabarlah. Banyak orangtua tidak sabar melihat kemajuan
anaknya, sehingga berharap diet ini dapat memperbaiki kondisi anak dalam 2-3
hari... nonsense! Plus, jika anak telah
didiagnosis dengan penyakit celiac
(ketidakmampuan mencerna gluten),
dapat berbulan-bulan untuk memperbaiki kondisi
ususnya. Jadi berikan tenggat waktu 6 bulan untuk diet ini terlihat hasilnya.
Kedelapan. Kesuksesan tergantung usaha
kita. Sebelum menjalankan deit ini, targetkan tujuan yang pasti. Maka selain
menerapkan diet, list pula perubahan apa yang telah terjadi pada anak sampai
sekitar enam bulan. Jika belum berhasil juga, kemungkinan ada diet lain yang
sebaiknya dijalankan juga.
source: parents dot com