Rematik arthritis (RA) sangat
berbeda dengan osteoartritis. Penyakit ini disebabkan oleh reaksi
kekebalan yang abnormal yang menyerang lapisan sendi dan kerusakan
bagian lain bagian tubuh. Masih banyak orang belum mengetahui pasti,
fakta kecil yang mengejutkan jadi penyakit ini. Untuk jadi tambahan
pengetahuan bersama, ini dia fakta yang bisa digali.
Pertama. RA dianggap sebagai penyakit orang malas. Jaman dulu orang yang terkena RA cenderung malas bergerak karena sendi mereka sakit dan akhirnya malah menyebabkan otot tidak berkembang. Radang kronis yang berhubungan dengan RA menyebabkan penurunan berat badan dan hilangnya nafsu makan. Olahraga dan obat sebenarnya bagian dari pengobatan RA.
Kedua. Merokok dapat memicu RA. Merokok sebagai pemicu 1/3 kejadian RA dan termasuk 50% pemicu pada yang sudah memiliki genetik RA. Merokok juga meningkatkan 10 kali resiko terkena RA.
Ketiga. Resikonya bervariasi berdasarkan wilayah. Semakin jauh dari khatulistiwa, resiko terkena RA lebih tinggi. Peningkatan risiko pada lintang yang lebih tinggi bisa disebabkan oleh kurangnya sinar matahari, serta faktor lingkungan lainnya.
Keempat. Peran Vitamin D penting. Sebuah studi tahun 2004 pada lebih dari 29.000 wanita dan menemukan bahwa mereka dengan asupan terendah vitamin D memiliki risiko tertinggi terjadi RA.
Kelima. Polusi udara juga berperan. Polusi melalui partikulat (partikel mikroskopis yang dapat terhirup ke dalam paru-paru) berhubungan dengan peradangan, sehingga peneliti Harvard melakukan penelitian di tahun 2009 pada lebih dari 90.000 perempuan AS yang melihat hubungan antara RA dan polusi lalu lintas. Mereka menemukan bahwa wanita yang tinggal dalam radius 0.031 kilometer dari jalan utama memiliki risiko tertinggi RA, dibandingkan dengan mereka yang tinggal jauh dari jalan utama.
Keenam. Lebih terkena pada wanita. RA ternyata lebih sering dialami wanita daripada pria. Hal ini dapat saja terjadi karena merokok; pil KB lebih rendah estrogen dan bisa jadi kekurangan vitamin D.
Ketujuh. Penyakit berumur tua. Walau sejarah penyakit ini masih belum diketahui, dipercaya adanya jauh sebelum Christopher Columbus menemukan Amerika.
Kedelapan. Kaitan antara RA dan depresi. Rasa sakit karena RA berhubungan dengan stress dan kronis akhrnya menciptakan depresi. Tingkat tinggi inflamasi protein tumor necrosis factor alpha (TNF-a) dalam darah telah dikaitkan dengan depresi, sehingga ada kemungkinan bahwa peradangan menyebabkan RA sekaligus juga menyebabkan depresi.
Kesembilan. RA itu penyakit autoimun. RA beresiko juga pada genetik dan juga penyakit autoimun lainnya. Penyakit autoimun tiroid dan sindrom Sjögren (penyakit mata dan mulut kering) sangat umum pada orang dengan RA.
Kesepuluh. Kehamilan mempengaruhi gejala RA. RA dan juga lupus kondisinya berkurang saat kehamilan. Sekitar 75% wanita hamil tidak terkena RA sampai pada trimester kedua dan muncul lagi setelah melahirkan. Kehamilan memang menurun imunitasnya, tetapi juga hormon membantu melindungi sistem imunitas itu sendiri.
Kesebelas. Resiko serangan jantung karena RA setara dengan diabetes. RA dapat secara dramatis meningkatkan risiko serangan jantung, bahkan walaupun kadar kolesterol tidak tinggi, tekanan darah tidak tinggi dan tidak memiliki diabetes. Jika tubuh mengalami inflamasi karena RA dan RA nya tergolong aktif, maka bisa beresiko 2-3x terkena serangan jantung.
Keduabelas. RA berhubungan dengan fibromyalgia. Sekitar 20-30% orang dengan RA juga memiliki fibromyalgia. Fibromyalgia adalah gangguan nyeri meluas ditandai dengan titik nyeri sepanjang tubuh, kelelahan ekstrim, depresi dan masalah kognitif yang dikenal sebagai kabut fibro.
Ketigabelas. Bisa minum segelas anggur mencegah RA. Seperti alkohol, obat-obatan tertentu yang mengobati RA juga dapat membahayakan hati, sehingga konsumsi alkohol tidak dianjurkan untuk orang dengan RA. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa orang yang minum alkohol berada pada risiko yang lebih rendah dari RA dibandingkan mereka yang tidak minum. Konsumsi alkohol tingkat rendah dan sedang masih dapat ditolerir dengan takaran 1 gelas untuk wanita dan 2 gelas untuk pria. Tetapi berhati-hati jika berinteraksi dengan methotrexate dan leflunomide.
Keempatbelas. RA berkomplikasi diabetes. Peradangan RA dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2. Kortikosteroid digunakan untuk mengobati RA juga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dengan meningkatkan kadar gula darah, tetapi obat lain RA, seperti hydroxychloroquine (obat antimalaria) serta anakinra (Kineret), dapat menurunkan risiko diabetes di antara orang dengan RA. RA dan diabetes tipe 1 yang juga merupakan gangguan autoimun, berbagi beberapa faktor risiko genetik yang sama dan tanda peradangan. Semuanya saling berhubungan.
Kelimabelas. RA berkaitan dengan penyakit paru. Penyakit paru subklinis bisa terjadi pada penderita RA. Dengan RA, saluran udara bisa menjadi meradang dan obat-obatan seperti TNF blocker dapat meningkatkan risiko tuberkulosis. RA juga dapat melipatgandakan risiko PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis). Maka dari itu, hindarilah merokok yang juga bisa menyebabkan RA.
source : Health
Pertama. RA dianggap sebagai penyakit orang malas. Jaman dulu orang yang terkena RA cenderung malas bergerak karena sendi mereka sakit dan akhirnya malah menyebabkan otot tidak berkembang. Radang kronis yang berhubungan dengan RA menyebabkan penurunan berat badan dan hilangnya nafsu makan. Olahraga dan obat sebenarnya bagian dari pengobatan RA.
Kedua. Merokok dapat memicu RA. Merokok sebagai pemicu 1/3 kejadian RA dan termasuk 50% pemicu pada yang sudah memiliki genetik RA. Merokok juga meningkatkan 10 kali resiko terkena RA.
Ketiga. Resikonya bervariasi berdasarkan wilayah. Semakin jauh dari khatulistiwa, resiko terkena RA lebih tinggi. Peningkatan risiko pada lintang yang lebih tinggi bisa disebabkan oleh kurangnya sinar matahari, serta faktor lingkungan lainnya.
Keempat. Peran Vitamin D penting. Sebuah studi tahun 2004 pada lebih dari 29.000 wanita dan menemukan bahwa mereka dengan asupan terendah vitamin D memiliki risiko tertinggi terjadi RA.
Kelima. Polusi udara juga berperan. Polusi melalui partikulat (partikel mikroskopis yang dapat terhirup ke dalam paru-paru) berhubungan dengan peradangan, sehingga peneliti Harvard melakukan penelitian di tahun 2009 pada lebih dari 90.000 perempuan AS yang melihat hubungan antara RA dan polusi lalu lintas. Mereka menemukan bahwa wanita yang tinggal dalam radius 0.031 kilometer dari jalan utama memiliki risiko tertinggi RA, dibandingkan dengan mereka yang tinggal jauh dari jalan utama.
Keenam. Lebih terkena pada wanita. RA ternyata lebih sering dialami wanita daripada pria. Hal ini dapat saja terjadi karena merokok; pil KB lebih rendah estrogen dan bisa jadi kekurangan vitamin D.
Ketujuh. Penyakit berumur tua. Walau sejarah penyakit ini masih belum diketahui, dipercaya adanya jauh sebelum Christopher Columbus menemukan Amerika.
Kedelapan. Kaitan antara RA dan depresi. Rasa sakit karena RA berhubungan dengan stress dan kronis akhrnya menciptakan depresi. Tingkat tinggi inflamasi protein tumor necrosis factor alpha (TNF-a) dalam darah telah dikaitkan dengan depresi, sehingga ada kemungkinan bahwa peradangan menyebabkan RA sekaligus juga menyebabkan depresi.
Kesembilan. RA itu penyakit autoimun. RA beresiko juga pada genetik dan juga penyakit autoimun lainnya. Penyakit autoimun tiroid dan sindrom Sjögren (penyakit mata dan mulut kering) sangat umum pada orang dengan RA.
Kesepuluh. Kehamilan mempengaruhi gejala RA. RA dan juga lupus kondisinya berkurang saat kehamilan. Sekitar 75% wanita hamil tidak terkena RA sampai pada trimester kedua dan muncul lagi setelah melahirkan. Kehamilan memang menurun imunitasnya, tetapi juga hormon membantu melindungi sistem imunitas itu sendiri.
Kesebelas. Resiko serangan jantung karena RA setara dengan diabetes. RA dapat secara dramatis meningkatkan risiko serangan jantung, bahkan walaupun kadar kolesterol tidak tinggi, tekanan darah tidak tinggi dan tidak memiliki diabetes. Jika tubuh mengalami inflamasi karena RA dan RA nya tergolong aktif, maka bisa beresiko 2-3x terkena serangan jantung.
Keduabelas. RA berhubungan dengan fibromyalgia. Sekitar 20-30% orang dengan RA juga memiliki fibromyalgia. Fibromyalgia adalah gangguan nyeri meluas ditandai dengan titik nyeri sepanjang tubuh, kelelahan ekstrim, depresi dan masalah kognitif yang dikenal sebagai kabut fibro.
Ketigabelas. Bisa minum segelas anggur mencegah RA. Seperti alkohol, obat-obatan tertentu yang mengobati RA juga dapat membahayakan hati, sehingga konsumsi alkohol tidak dianjurkan untuk orang dengan RA. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa orang yang minum alkohol berada pada risiko yang lebih rendah dari RA dibandingkan mereka yang tidak minum. Konsumsi alkohol tingkat rendah dan sedang masih dapat ditolerir dengan takaran 1 gelas untuk wanita dan 2 gelas untuk pria. Tetapi berhati-hati jika berinteraksi dengan methotrexate dan leflunomide.
Keempatbelas. RA berkomplikasi diabetes. Peradangan RA dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2. Kortikosteroid digunakan untuk mengobati RA juga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dengan meningkatkan kadar gula darah, tetapi obat lain RA, seperti hydroxychloroquine (obat antimalaria) serta anakinra (Kineret), dapat menurunkan risiko diabetes di antara orang dengan RA. RA dan diabetes tipe 1 yang juga merupakan gangguan autoimun, berbagi beberapa faktor risiko genetik yang sama dan tanda peradangan. Semuanya saling berhubungan.
Kelimabelas. RA berkaitan dengan penyakit paru. Penyakit paru subklinis bisa terjadi pada penderita RA. Dengan RA, saluran udara bisa menjadi meradang dan obat-obatan seperti TNF blocker dapat meningkatkan risiko tuberkulosis. RA juga dapat melipatgandakan risiko PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis). Maka dari itu, hindarilah merokok yang juga bisa menyebabkan RA.
source : Health