Bau mulut
(halitosis) menjadi masalah yang menyebalkan, menganggu komunikasi, membuat
diri tidak pede. Sebagian bau mulut berasal dari gas yang dihasilkan oleh
bakteri bertumpuk di dalam mulut, gusi, gigi dan lidah. Banyak dari gas ini mengandung sulfur, yang
memberikan bau tidak sedap.
Cara sederhana
sedari dulu adalah menyikat gigi, lalu memakai benang gigi (dental floss). Bisa
juga gunakan garpu lidah agar bakteri buruk jumlahnya berkurang sampai pangkal
lidah.
Berikut adalah lima
cara untuk melawan bau mulut:
- Kunjungi dokter gigi. Bau mulut bisa
terjadi karena beberapa tipe bakteri bersarang pada susunan gigi dan bisa
dihilangkan dengan tehnik manual. Bakteri yang membuat gigi berlubang atau
busuk menyebabkan halitosis.
- Periksa kesehatan hidung. Penyebab
lain bau mulut: sekresi bau dari hidung. Infeksi sinus, atau adanya bakteri dalam
hidung dan rongga sinus, juga dapat menyebabkan halitosis. Menggunakan
mencuci hidung degan saline dapat membantu mengatasi masalah ini. Jika
terus-terusan berlanjut, bisa menghubungi dokter THT.
- Amandel. Sebenarnya jaringan getah
bening di belakang tenggorokan. Namun juga, amandel dapat menjadi sarang
bakteri menumpuk, yang lama kelamaan dapat menyebabkan batu tonsil (tonsilloliths),
bisa sangat bau dan penyumbang halitosis. Batu amandel dapat dihilangkan
dengan menggunakan alat yang disebut waterpik, yang menyemprotkan air
bertekanan ke tonsil. Jika amandel terus membatu, maka bisa dioperasi
supaya nafas tidak bau terus.
- Perhatikan pola diet/makan. Makan
bawang putih dan merah dapat menyebabkan halitosis. Bawang putih membawa
zat kimia yang diambil oleh sel darah dan dikeluarkan lewat paru-paru,
sehingga nafas juga bau, bukan hanya mulut. Hal ini bisa dicegah dengan
permen, obat kumur atau menghindari makan.
- Periksa kondisi lambung. Dalam
beberapa kasus, masalah lambung juga dapat menyebabkan bau mulut melalui
refluks asam, suatu kondisi di mana asam keluar dari lambung ke
kerongkongan, yang dapat diobati dengan antasid dan obat lain.