Kolik pada bayi merupakan hal yang baiknya diwaspadai. Definisi kolik yang umum kita kenal yaitu menangisnya bayi lebih dari 3 jam sehari dan lebih dari 3kali/minggu karena keram pada perutnya dalam kondisi bayi sehat dan cukup kenyang. Penyakit ini digolongkan dalam gastrointestinal (penyakit pencernaan). Tetapi sekarang ada hasil penelitian baru, kalau kolik ternyata mungkin berhubungan dengan migrain. Dalam studi ini, ada dua hal yang dapat dihubungkan dengan kolik.
Menurut studi dalam Journal of American Medical Association, anak-anak didiagnosis dengan sakit migrain lebih cenderung mengalami kolik saat bayi (72,6%) dibandingkan mereka yang tidak memiliki migrain (26,5%). Dan terjadi peningkatan kemungkinan untuk dua subtipe migrain utama: migrain yang didahului dengan gejala peringatan sensorik seperti kilatan cahaya atau bintik-bintik buta (69,7%) dan migrain tanpa gejala pendahuluan (73,9%). Tetapi hubungan ini tidak ditemukan pada anak-anak dengan sakit kepala karena tegang (35%).
Penelitian ini melibatkan catatan kesehatan serta kuisioner yang harus diisi oleh orangtua dari 208 anak usia 6 sampai 18 tahun yang didiagnosis menderita migrain dan kemudian dibandingkan dengan informasi pada 471 anak yang tidak menderita migrain. Sekelompok 120 anak dengan sakit kepala tegang juga diambil sebagai pembanding. Kemudian juga terdapat sebuah pelajaran bahwa ibu yang menderita migrain cenderung memiliki bayi dengan kolik.
Menurut Silvia Romanello dari the APHP-Hospital Robert Debré, Paris, bahwa gangguan migrain merupakan gangguan sakit kepala yang biasanya dialami oleh orang dewasa tetapi ternyata akhir-akhir ini menjadi penyakit yang umum primer pada anak-anak. Sebuah catatan tentang prevalensi migrain oleh kelompok usia yaitu 1- 3% pada usia 3 sampai 7 tahun, 4-11% dari usia 7 sampai 11, dan 8- 23% dari usia 11-15 tahun. Kolik terjadi pada sekitar 16-20% bayi.
Migrain adalah kondisi ketidakberesan pada otak yang biasanya terjadi berbagai gejala neurologis,mulai dari mual, muntah sensitivitas terhadap cahaya, suara, sentuhan dan bau, pusing dan kelelahan ekstrim. Studi ini termasuk hal baru, walau begitu merupakan penemuan yang sangat bermanfaat.
usatoday