Pages

Search This Blog

Tuesday, September 2, 2014

Gula.. yang sebaiknya dihindari

Gula sudah lama menjadi tersangka adanya obesitas sampai ke penyakit jantung dan diabetes. Faktanya, masih belum banyak bahasan tunggal tentang gula sampai tuntas. Gula sebenarnya termasuk makanan yang aman, hanya saja, saat ini, kita terlalu berlebihan mengkonsumsinya dan orang sangat mudah terjebak pada kelebihan konsumsi ini. Selain itu, banyak sekali gula tersembunyi dalam makanan harian kita. Kue dapat saja tinggi gula, tetapi yang lebih parahnya adalah gula jagung yang harganya murah masuk dalam semua makanan, mulai dari sup, roti, salad dressing, hampir semuanya.
Dalam beberapa hal, gula juga digunakan sebagai bahan pengawet. Gula dapat ada dalam segala benuk, mulai dari gula tebu, sirup jagung fruktosa tinggi, jus buah dan bahkan jus tanpa gula pun bergula juga. Salahsatu masalah industri yang terbesar adalah memasukkan gula jagung tinggi fruktosa (HFCS) sebagai bahan tambahan dalam industri makanan dan berharga murah. Gula jagung ini sangat bertanggungjawab terhadap sifat oversweeting (ketagihan manis) pada tubuh kita, karena pada dasarnya, gula bersifat adiktif, semakin sering dimakan, semakin ketagihan.
Jennifer Kaplan dalam artikelnya “Is sugar killing you?” dalam penelitian terbaru menunjukkan semakin banyak gula yang dikonsumsi kemungkinan meninggal karena penyakit kardiovaskular. Hal ini sebenarnya bukan studi yang pertama yang menghubungkan antara konsumsi gula dengan penyakit kardiovaskular, terutama jantung. Selain itu juga studi yang kuat menghubungkan bahwa gula tidak hanya berkolerasi dengan kesehatan jantung yang memburuk, tetapi juga berefek pada kematian. Gula juga menjadi penyebab umum diabetes tipe 2. Minuman yang manis berkorelasi erat dengan diabetes tipe 2. Makanan manis mengandung kalori tinggi, tetapi justru tubuh kita masih tidak puas dengan kalori yang masuk. Minuman manis menambah kalori tetapi membuat tubuh tidak kenyang sehingga kita tidak bisa mengontrol nafsu makan.
Gula juga menjadi faktor besar dalam epidemi obesitas. Hubungan gula dengan obesitas pada tingkat metabolisme. Tubuh kita memetabolisme gula, semakin banyak gula yang dimakan, semakin banyak tubuh kita minta lagi. Hal ini berbahaya, tetapi sebenarnya kita masih bisa mengontrol keinginan kita gila gula. Ada empat tips ringan yang bisa mengurangi kecanduan kita pada gula:
  1. Jika ingin benar-benar berhenti konsumsi gula putih perhatikan pula berbagai makanan yang berlabel mengandung gula. Jangan sampai kita menghindari makan gula putih, tetapi beberapa makanan harian kita justru juga mengandung tinggi gula.
  2. Jika masih belum sanggup juga sampai 100% berhenti, cobalah konsumsi makanan rendah gula., misalnya dengan konsumsi buah utuh, bukan berupa jus. Serat akan membantu tubuh memetabolisme fruktosa.
  3. Hindari/batasi makanan olahan. Kebanyakan makanan olahan mengandung gula fruktosa yang murah. Makanlah makanan alami dan memasak sendiri.
  4. Karena gula sudah terlampau banyak dimana-mana, jangan lupa membaca kandungan makanan yang dibeli. Masalahnya, gula ada dalam banyak nama, misalnya dalam sirup (sirup jagung tinggi fruktosa dan sirup coklat), malt (maltosa), gula tebu, karamel, jus, madu, molases, nektar, fruktosa, laktosa, glukosa, dekstrosa. Semuanya mengandung gula, pilihlah yang alami.
    care2.com

Cara Alami Supaya Kadar Glutathione Tetap Tinggi

Glutathione, antioksidan yang terdapat di dalam tubuh, tugasnya menurunkan radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif, merusak sel tu...