Gula
sudah lama menjadi tersangka adanya obesitas sampai ke penyakit
jantung dan diabetes. Faktanya, masih belum banyak bahasan tunggal
tentang gula sampai tuntas. Gula sebenarnya termasuk makanan yang
aman, hanya saja, saat ini, kita terlalu berlebihan mengkonsumsinya
dan orang sangat mudah terjebak pada kelebihan konsumsi ini. Selain
itu, banyak sekali gula tersembunyi dalam makanan harian kita. Kue
dapat saja tinggi gula, tetapi yang lebih parahnya adalah gula jagung
yang harganya murah masuk dalam semua makanan, mulai dari sup, roti,
salad dressing, hampir semuanya.
Dalam beberapa hal, gula juga digunakan sebagai bahan pengawet. Gula dapat ada dalam segala benuk, mulai dari gula tebu, sirup jagung fruktosa tinggi, jus buah dan bahkan jus tanpa gula pun bergula juga. Salahsatu masalah industri yang terbesar adalah memasukkan gula jagung tinggi fruktosa (HFCS) sebagai bahan tambahan dalam industri makanan dan berharga murah. Gula jagung ini sangat bertanggungjawab terhadap sifat oversweeting (ketagihan manis) pada tubuh kita, karena pada dasarnya, gula bersifat adiktif, semakin sering dimakan, semakin ketagihan.
Dalam beberapa hal, gula juga digunakan sebagai bahan pengawet. Gula dapat ada dalam segala benuk, mulai dari gula tebu, sirup jagung fruktosa tinggi, jus buah dan bahkan jus tanpa gula pun bergula juga. Salahsatu masalah industri yang terbesar adalah memasukkan gula jagung tinggi fruktosa (HFCS) sebagai bahan tambahan dalam industri makanan dan berharga murah. Gula jagung ini sangat bertanggungjawab terhadap sifat oversweeting (ketagihan manis) pada tubuh kita, karena pada dasarnya, gula bersifat adiktif, semakin sering dimakan, semakin ketagihan.
Jennifer
Kaplan dalam artikelnya “Is sugar killing you?” dalam penelitian
terbaru menunjukkan semakin banyak gula yang dikonsumsi kemungkinan
meninggal karena penyakit kardiovaskular. Hal ini sebenarnya bukan
studi yang pertama yang menghubungkan antara konsumsi gula dengan
penyakit kardiovaskular, terutama jantung. Selain itu juga studi yang
kuat menghubungkan bahwa gula tidak hanya berkolerasi dengan
kesehatan jantung yang memburuk, tetapi juga berefek pada kematian.
Gula juga menjadi penyebab umum diabetes tipe 2. Minuman yang manis
berkorelasi erat dengan diabetes tipe 2. Makanan manis mengandung
kalori tinggi, tetapi justru tubuh kita masih tidak puas dengan
kalori yang masuk. Minuman manis menambah kalori tetapi membuat tubuh
tidak kenyang sehingga kita tidak bisa mengontrol nafsu makan.
Gula
juga menjadi faktor besar dalam epidemi obesitas. Hubungan gula
dengan obesitas pada tingkat metabolisme. Tubuh kita memetabolisme
gula, semakin banyak gula yang dimakan, semakin banyak tubuh kita
minta lagi. Hal ini berbahaya, tetapi sebenarnya kita masih bisa
mengontrol keinginan kita gila gula. Ada empat tips ringan yang bisa
mengurangi kecanduan kita pada gula:
- Jika ingin benar-benar berhenti konsumsi gula putih perhatikan pula berbagai makanan yang berlabel mengandung gula. Jangan sampai kita menghindari makan gula putih, tetapi beberapa makanan harian kita justru juga mengandung tinggi gula.
- Jika masih belum sanggup juga sampai 100% berhenti, cobalah konsumsi makanan rendah gula., misalnya dengan konsumsi buah utuh, bukan berupa jus. Serat akan membantu tubuh memetabolisme fruktosa.
- Hindari/batasi makanan olahan. Kebanyakan makanan olahan mengandung gula fruktosa yang murah. Makanlah makanan alami dan memasak sendiri.
- Karena gula sudah terlampau banyak dimana-mana, jangan lupa membaca kandungan makanan yang dibeli. Masalahnya, gula ada dalam banyak nama, misalnya dalam sirup (sirup jagung tinggi fruktosa dan sirup coklat), malt (maltosa), gula tebu, karamel, jus, madu, molases, nektar, fruktosa, laktosa, glukosa, dekstrosa. Semuanya mengandung gula, pilihlah yang alami.care2.com