Perbedaan
pendapat dalam menjalankan ibadah terkadang terjadi, begitu juga
berpuasa pada ibu hamil. Ternyata, ada beberapa penelitian dari luar
indonesia yang sudah dilakukan dan bisa kita simak ringkasannnya,
sehingga bagi ibu hamil dapat membuat keputusan, apakah tetap ingin
berpuasa atau membayar puasa di bulan berikutnya:
- Sebuah studi yang dilakukan oleh the Obstetrics and Gynecology Department at the Gaziantep University di turki melakukan penelitian pada efek kortisol dan profil lipid ibu hamil. Studi dilakukan bulan september-oktober 2006 pada kehamilan dibawah 20minggu, grup pertama terdiri dari 36 wanita yang berpuasa dan grup kedua terdiri dari 29 wanita yang tidak berpuasa. Pengukuran janin dilakukan dengan USG. Dalam hal perkembangan janin, tidak ada perbedaan yang nyata antara diameter biparietal janin (BPD), peningkatan panjang tulang paha janin (FL), peningkatan perkiraan berat badan janin (EFBW). Total kolesterol dan trigliserida tidak meningkat secara nyata, dan kadar LDL dan VLDL mengalami penurunan tidak nyata pada kedua grup.
Penelitian ini sama hasilnya dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa puasa ramadhan tidak memiliki efek negatif pada janin. Secara keseluruhan, berpuasa selama Ramadan tampaknya tidak menimbulkan risiko yang signifikan terhadap ibu atau bayi, sehingga tidak perlu dikhawatirkan dan masih tetap dapat dijalankan.(The effect of ramadan fasting on maternal serum lipids, cortisol level and fetal development.Archives of Gynecology and Obstetric, february 2009, Volume 279, Issue 2, pp 119-123) - Penelitian pengukuran terhadap 1.321 bayi (682 laki-laki dan 639 perempuan) lahir di Gafsa, Tunisia selama bulan ramadhan berpuasa. Hasilnya adalah Ibu yang berpuasa di bulan ramadhan bentuk plasentanya lebih kecil dan lebih tipis dibandingkan ibu yang hamil di luar ramadhan. Berat plasenta lebih rendah 21 gram dan berat bayi lebih rendah 93 gram. Hasil temuan tidak berbeda pada kondisi trimester manapun. (Intergenerational effects of in utero exposure to Ramadan in Tunisia. American journal of Human Biology. Volume 25, issue 3, pages 341-343, june 2013)
- Penelitian dilakukan terhadap 101 wanita hamil pada usia kehamilan 18-28 minggu tahun 2001 di Kerman Private Prenatal care Clinic. Grup pertama terdiri dari 51 wanita yang puasa sampai hari ke 20 ramadhan dan kontrol grup 50 wanita yang tidak puasa. Hasilnya tidak ada perbedaan signifikan antara berat bayi pada 33 wanita yang berpuasa dan 34 wanita yang tidak berpuasa, juga tidak ada perbedaan antara berat badan ibu antara 2 kelompok pada saat awal dan akhir ramadhan. Juga tidak ada perbedaan dalam tingkatan fundus (tinggi kehamilan) pada lima kali pengukuran antar 2 kelompok, begitu juga dalam hal volume cairan ketuban. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa puasa ramadhan tidak berefek buruk pada janin (Received 21st October 2003. Accepted for publication in final form 10th February 2004).
- Perubahan metabolis pada ibu hamil orang asia yang tinggal di inggris selama ramadhan. Secara implikasi biokimia, selama awal tahapan berpuasa, tidak ada perubahan biokimia, selanjutnya terjadi pada tiga hari berikutnya. Nilai glukosa, carnitin dan laktat menurun dan terjadi kenaikan 3-hidroksibutirat, trigliserida dan asam lemak tak terseterifikasi. Rendahnya kartitin dan insulin tidak berdampak pada nilai lemak/fat tubuh ibu hamil, tetapi dikhawatirkan pada janin. Sedang dalam implikasi klinis, terdapat catatan penting bahwa semakin tinggi kadar insulin dan laktat diakhir bulan ramadhan dapat berhubungan dengan berat bayi yang sedikit lebih rendah dan lebih kurus. Hal ini tidak berpengaruh banyak pada kesehatan bayi walaupun lebih baik bagi para ibu hamil menunda untuk berpuasa.
- Hubungan antara puasa ramadhan pada saat hamil dan perawakan kecil dan kurus saat dewasa (kasus Indonesia). Sebuah semakin banyak bukti menunjukkan bahwa diet ibu selama kehamilan dapat menyebabkan perubahan permanen pada fisiologi janin. Tidak diketahui apakah puasa ibu selama bulan Ramadhan memiliki asosiasi jangka panjang dengan komposisi tubuh anaknya. Dengan menggunakan data dari gelombang ketiga dari Survei Kehidupan keluarga Indonesia (2000), kami membandingkan indeks massa tubuh (berat badan (kg) / tinggi badan (m) 2) umat Islam yang hamil selama Ramadhan dengan orang-orang Muslim yang tidak hamil selama bulan Ramadhan. Muslim dewasa dulunya saat ada diperut selama bulan Ramadhan yang sedikit lebih kurus dari umat Islam yang tidak berada di perut ibu selama bulan Ramadhan (disesuaikan dewasa indeks massa tubuh: -0.32, 95% confidence interval: -0.57, -0.06). Mereka yang dikandung selama Ramadhan juga memiliki perawakan yang lebih kecil, rata-rata 0,80 cm lebih pendek daripada mereka yang di dalam perut diluar waktu ramadhan. Sementara di kalangan non muslim,hal ini tidak ditemukan. Studi ini menunjukkan bahwa paparan Ramadhan selama kehamilan mungkin memiliki konsekuensi pada ukuran tubuh anak ketika dewasa kelak. (Association of prenatal exposure to ramadan with small stature and thinness in adulthood,Research from alarge indonesia population based study. Am J Epidemiol.2013;177(8):729-736)
- Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek dari puasa Ramadhan terhadap IQ anak yang didalam perut ibu pada bulan itu. Sebuah studi kohort historis dilakukan pada 191 anak berusia antara 4 sampai 13 tahun, 98 anak-anak dari ibu berpuasa sepanjang Ramadhan ketika mereka sedang hamil dan 93 anak-anak dari ibu tidak berpuasa (kelompok kontrol). Anak-anak dipilih dari 15 sekolah melalui kuesioner yang diisi oleh ibu mereka. Semua anak berusia antara 6 sampai 13 diberikan Skala Wechsler Intelligence Scale for Children-Revised (WISC-R), dan mereka yang berusia antara 4 sampai 6 diberikan Wechsler Preschool and Primary Scales of Intelligence (WPPSI), dan memperkirakan IQ. Hasilnya, tidak ada perbedaan signifikan yang diamati antara nilai IQ dari dua kelompok. Puasa selama kehamilan tidak mempengaruhi IQ anak-anak yang ibunya telah berpuasa selama bulan Ramadhan ketika sedang hamil. (Intellectual development of children born of mother who fasted in ramadan during pregnancy. Endocrine Research Center, Shaheed Beheshti University of Medical Sciences, Tehran, IR Iran. International J Vitam Nut Res, Sep 2004, 74(5):374-8).
Jadi..dengan
beberapa penelitian yang sudah diuji.. para ibu bisa mengambil
kesimpulan tersendiri, apakah tetap mau berpuasa atau tidak? Semua
keputusan ada ditangan kita sendiri...