Masih banyak
pasangan di dunia ini memimpikan mempunyai keluarga yang bahagia selamanya. Namun,
hal itu bukanlah mudah, mengingat tantangan hidup semakin banyak. Ada 5 hal
yang sebaiknya dipikirkan untuk melangkah dalam perkawinan yang tidak asal
berimajinasi selalu harus bahagia. David Simonsen dalam familyshare membaginya.
- Pelajari kehidupan rumahtangga tidak hanya dari keluarga saja. Hidup dalam keluarga yang bahagia
memang boleh jadi bisa menjadi cermin untuk kehidupan keluarga
selanjutnya, tetapi itu tidaklah cukup. Keluarga Anda mungkin sehat,
tetapi belum tentu dengan keluarga pasangan, apakah tumbuh dalam pola asuh
yang baik atau tidak. Tetaplah belajar terus dalam rumahtangga, agar tetap
langgeng.
- Memperhatikan baik-baik setiap tantangan. Banyak sekali hal yang mempengaruhi sebuah
hubungan, baik saat pacaran, apalagi dalam sebuah pernikahan. Ketahui
secara pasti tantangan dalam pernikahan Anda, lalu tetapkan tujuan dan
atasi secara bersama.
- Definisikan misi dalam pernikahan. Apa sebenarnya misi Anda dan pasangan untuk
menikah? Mencari kebahagiaan dengan pernikahan sederhana? Mengumpulkan
banyak uang? Apapun itu, merencanakan serta menjalankan misi yang telah di
sepakati sebelum pernikahan akan lebih mudah untuk menatap masa depan
dibandingkan tanpa berfikir tentangnya. Misi memang dapat berubah, tetapi
setidaknya selalu ada rencana untuk masa depan bersama.
- Tetapkan komitmen, selalu berkomitmen. Tampaknya berat, padahal sebenarnya tidak.
Pasangan yang berkomitmen akan lebih mudah menjalani kehidupan bersama,
masalah yang sulit akan lebih mudah diatasi. Sedangkan yang sulit
berkomitmen dapat berakhir dengan saling menyalahkan, menciptakan hubungan
lain (perselingkuhan), saling menjauh, berpikiran buruk dan pada akhirnya,
dapat saja bercerai.
- Longgar tetapi terikat. Segalanya diperlukan rencana, walau memungkinkan untuk perubahan jika terjadi sesuatu yang mengharuskan berubah. Menikah tanpa rencana adalah sebuah ide buruk. Diskusikan semuanya, bahkan sampai jumlah anak yang diinginkan dalam keluarga. Karena tidak ada waktu bermain komitmen atau kehidupan dalam berumahtangga. Kelonggaran diijinkan jika memang diskusi telah terbentuk.