Pages

Search This Blog

Sunday, March 22, 2015

7 Hal Yang Sebaiknya Tidak Dikatakan Pada Anak

Setiap anak punya karakter tersendiri, begitu juga dalam menyerap apa yang orangtua katakan kepada mereka. Ada anak yang cuek, biasa saja atau bahkan sensitive, lembut perasaannya. Anak, walau masih balita sekalipun, dapat saja merekam perkataan Anda dengan mudahnya, lalu tersimpan dalam otak dan selalu teringat. Terkadang mungkin menjadi orangtua kurang berhati-hati dengan perkataan kita sendiri, misalnya ketika orangtua marah, lalu mengeluarkan kata-kata kasar pada anak. Selama beberapa dekade ini dalam hubungan sosial, banyak anak mengalami kemunduran, bersikap negatif. Hal ini sudah pasti ada yang harus dikoreksi dari setiap perkataan orangtua.
Tidak ada salahnya mengingat kembali, apa saja yang sebaiknya tidak dikatakan oleh orangtua kepada anaknya. Michele coronetti dalam bukunya ”7 coisas que voce nunca deve dizer aos filhos” diterjemahkan oleh David Hall sebagai berikut:

  1. Tidak berbohong. Tidak ada orangtua yang mau anaknya melakukan hal yang membosankan, misalnya harus minum obat atau belajar. Dengan orang tua misalnya berkata ”minum obat ini ya, supaya kamu enggak sakit” sebaiknya tidak dikatakan pada masa balita atau anak-anak. Sebaiknya katakan ”minum obat ini supaya sembuh”. Anak adalah peniru. Jika dia tahu Anda berbohong, maka dia akan menganggap berbohong itu sebuah kewajaran.
  2. Tidak harus selalu mengatakan ”ya”. Setiap orangtua, baik ayah atau ibu bertanggungjawab atas anak yang diasuhnya. Cinta tidak harus diukur dengan melulu mengatakan ”ya” pada yang seharusnya ”tidak”. Tempatkan dua kata itu dengan tepat agar anak Anda juga dapat mencintai sekelilingnya dengan baik. Juga membuat anak jadi kreatif. Keseimbangan dan keadilan penempatan kata adalah kuncinya.
  3. Tidak melabeli anak. None’s perfect, tidak ada manusia yang sempurna, itu benar. Tetapi jika Anda melabeli anak dengan kata-kata buruk sedari kecil, misalnya memanggilnya dengan ”si bodoh, si gendut, si pesek” dan sebagainya, hal itu akan tertanam dan membuat hidup anak berpandangan negatif.
  4.  Tidak membanding-bandingkan antar anak. Misalnya mengatakan ”adikmu saja bisa.. masak kamu enggak??”, atau ”teman kamu hebat.. kamu bisa apa?”. Bagi kita sebagai orangtua mungkin kalimat itu kesan sepele, tetapi tidak bagi anak. Hal itu bisa menjadi penderitaan baginya, sehingga anak menjadi kurang percaya diri, rendah diri, mengasingkan diri, tukang memberontak dan berpandangan negatif. Ego Anda merusak masa depan anak. Hal ini tidak hanya tidak dapat diucapkan pada saat dia balita, tetapi juga sampai anak menjadi dewasa.
  5. Tidak mengkritik keras. Mungkin Anda berfikir, anak menggambarnya buruk sekali dan bahkan tidak mengerti, apa yang sebenarnya dia gambar. Berikanlah masukan yang solutif, meningkatkan kreativitasnya, berkomentar positif dalam memberikan masukan. Berilah hadiah jika mereka berhasil melakukan hal baik dan tidak mengutuk jika memang anak sedang bermasalah dengan belajar, pekerjaan, penampilan, pertemanan atau pilihan-pilihannya.
  6. Tidak mengatakan apa yang sebenarnya Anda sendiri tidak ingin dengar. Termasuk di dalamnya sumpah serapah, bercanda kasar, ngomel, bicara negatif tentang orang lain/menggosip di depan anak, merendahkan, mencela anak atau oranglain.
  7. Tidak mudah menyalahkan. Kehidupan sebagai orangtua atau keluarga tidak ada yang sempurna, ada saja kesalahannya. Tetapi jika misalnya ketika rumahtangga akhirnya berantakan lalu kemudian menyalahkan anak sebagai objek, maka anak akan merasa tertuduh, langsung maupun tidak langsung. Bicaralah pada anak dengan kata-kata baik, positif, inspiratif/membangun dan penuh cinta.
familyshare

Cara Alami Supaya Kadar Glutathione Tetap Tinggi

Glutathione, antioksidan yang terdapat di dalam tubuh, tugasnya menurunkan radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif, merusak sel tu...