Setiap anak punya
karakter tersendiri, begitu juga dalam menyerap apa yang orangtua katakan
kepada mereka. Ada anak yang cuek, biasa saja atau bahkan sensitive, lembut
perasaannya. Anak, walau masih balita sekalipun, dapat saja merekam perkataan
Anda dengan mudahnya, lalu tersimpan dalam otak dan selalu teringat. Terkadang
mungkin menjadi orangtua kurang berhati-hati dengan perkataan kita sendiri,
misalnya ketika orangtua marah, lalu mengeluarkan kata-kata kasar pada anak.
Selama beberapa dekade ini dalam hubungan sosial, banyak anak mengalami
kemunduran, bersikap negatif. Hal ini sudah pasti ada yang harus dikoreksi dari
setiap perkataan orangtua.
Tidak ada salahnya mengingat kembali, apa saja yang
sebaiknya tidak dikatakan oleh orangtua kepada anaknya. Michele coronetti dalam
bukunya ”7 coisas que voce nunca deve dizer aos filhos” diterjemahkan oleh David Hall sebagai
berikut:- Tidak berbohong. Tidak ada orangtua yang mau anaknya melakukan hal yang membosankan, misalnya
harus minum obat atau belajar. Dengan orang tua misalnya berkata ”minum
obat ini ya, supaya kamu enggak sakit” sebaiknya tidak dikatakan pada masa
balita atau anak-anak. Sebaiknya katakan ”minum obat ini supaya sembuh”.
Anak adalah peniru. Jika dia tahu Anda berbohong, maka dia akan menganggap
berbohong itu sebuah kewajaran.
- Tidak harus selalu mengatakan ”ya”. Setiap orangtua, baik ayah atau ibu
bertanggungjawab atas anak yang diasuhnya. Cinta tidak harus diukur dengan
melulu mengatakan ”ya” pada yang seharusnya ”tidak”. Tempatkan dua kata
itu dengan tepat agar anak Anda juga dapat mencintai sekelilingnya dengan
baik. Juga membuat anak jadi kreatif. Keseimbangan dan keadilan penempatan
kata adalah kuncinya.
- Tidak melabeli anak. None’s perfect, tidak ada
manusia yang sempurna, itu benar. Tetapi jika Anda melabeli anak dengan
kata-kata buruk sedari kecil, misalnya memanggilnya dengan ”si bodoh, si
gendut, si pesek” dan sebagainya, hal itu akan tertanam dan membuat hidup
anak berpandangan negatif.
- Tidak
membanding-bandingkan antar anak. Misalnya mengatakan ”adikmu saja
bisa.. masak kamu enggak??”, atau ”teman kamu hebat.. kamu bisa apa?”. Bagi kita sebagai orangtua mungkin
kalimat itu kesan sepele, tetapi tidak bagi anak. Hal itu bisa menjadi
penderitaan baginya, sehingga anak menjadi kurang percaya diri, rendah
diri, mengasingkan diri, tukang memberontak dan berpandangan negatif. Ego Anda merusak masa depan anak. Hal
ini tidak hanya tidak dapat diucapkan pada saat dia balita, tetapi juga
sampai anak menjadi dewasa.
- Tidak mengkritik keras. Mungkin Anda berfikir, anak menggambarnya buruk sekali dan bahkan
tidak mengerti, apa yang sebenarnya dia gambar. Berikanlah masukan yang
solutif, meningkatkan kreativitasnya, berkomentar positif dalam memberikan
masukan. Berilah hadiah jika mereka berhasil melakukan hal baik dan tidak
mengutuk jika memang anak sedang bermasalah dengan belajar, pekerjaan,
penampilan, pertemanan atau pilihan-pilihannya.
- Tidak mengatakan apa yang sebenarnya Anda sendiri tidak ingin dengar. Termasuk di dalamnya sumpah serapah,
bercanda kasar, ngomel, bicara negatif tentang orang lain/menggosip di
depan anak, merendahkan, mencela anak atau oranglain.
- Tidak mudah menyalahkan. Kehidupan sebagai orangtua atau keluarga tidak ada yang sempurna, ada
saja kesalahannya. Tetapi jika misalnya ketika rumahtangga akhirnya
berantakan lalu kemudian menyalahkan anak sebagai objek, maka anak akan
merasa tertuduh, langsung maupun tidak langsung. Bicaralah pada anak
dengan kata-kata baik, positif, inspiratif/membangun dan penuh cinta.