Pages

Search This Blog

Monday, March 16, 2015

Tidak Ada Tingkat Aman Alkohol Bagi Ibu Hamil



Sehubungan dengan cacat lahir yang berhubungan dengan alkohol dan kekurangan pertumbuhan, tidak ada jumlah yang aman dari penggunaan alkohol selama kehamilan. Hal ini ditegaskan sebuah studi baru berdasarkan data prospektif yang dikumpulkan pada hampir 1.000 perempuan. Menurut Haruna Sawada Feldman, PhD, MPH, dari departemen pediatrik University of California, San Diego, La Jolla,  penemuan baru ini dapat membantu dokter mengukur pentingnya penghentian alkohol sedini mungkin. Wanita usia subur  yang merencanakan kehamilan dan wanita yang sedang hamil harus menjauhkan diri dari alkohol selama kehamilan harus menghindari minum alkohol. Studi ini dipublikasikan dalam Alcoholism: Clinical & Experimental Research.

Ibu hamil yang minum alkohol, anaknya cenderung bisa mengalami fetal alcohol syndrome (FAS), dengan ciri fisik termasuk philtrum halus, perbatasan vermillion tipis, fisura palpebra pendek, mikrosefali, berat badan dan pertumbuhan kurang tinggi. Namun, ada kurangnya informasi yang jelas terhadap risiko masing-masing fitur khusus dalam kaitannya dengan jumlah dan waktu konsumsi alkohol selama kehamilan.  Dr Feldman dan rekan mengukur risiko penggambaran yang berhubungan dengan alkohol ini atas dasar pola dan waktu paparan tertentu selama kehamilan. Analisis difokuskan pada 992 wanita dan bayi mereka. Usia rata-rata perempuan 31 tahun.
Penelitian ini dirancang untuk mengatasi dua tantangan dalam penelitian FAS. Yang pertama untuk mendapatkan sejarah akurat paparan alkohol pada wanita, yang mungkin melibatkan stigma sosial dan daya ingat. Studi ini membantu untuk meningkatkan kualitas informasi dengan mengumpulkan informasi selama kehamilan ketika wanita belum menyadari test kehamilan. Data juga dikumpulkan oleh para ahli konseling yang terlatih yang membangun hubungan dengan wanita itu dan dijamin kerahasiaan sambil mengumpulkan informasi sensitif. Tantangan kedua adalah mendapatkan informasi yang berkualitas pada gambaran fisik FAS. Gambaran utama alkohol terkait ini sering halus dan pemeriksa non-pakar mungkin salah menduganya, dan / atau dapat menjadi bias oleh subjektivitas, terutama jika ibu hamil itu tahu tentang paparan alkohol.
Penelitian ini menggunakan metode exposure-blinded expert dysmorphologist untuk menggambarkannya. Yang penting, potensi bias karena subjektivitas berkurang karena pemeriksaan ini dilakukan dalam konteks penelitian yang lebih besar di mana perempuan yang terdaftar dengan paparan salah satu dari lebih dari 70 zat menarik, hanya salah satunya adalah alkohol. Pola minum dievaluasi oleh banyaknya minuman per hari, jumlah pesta minuman dan jumlah maksimum minuman. Waktu paparan dievaluasi 0 sampai 6 minggu pasca konsepsi, 6 sampai 12 minggu pasca konsepsi, trimester pertama, trimester kedua dan trimester ketiga.
Dalam masing-masing pola tim menyelidiki, bahwa paparan alkohol prenatal yang lebih tinggi secara nytata dikaitkan dengan peningkatan risiko memiliki bayi lahir dengan panjang atau berat badan lahir kurang, memiliki philtrum halus, batas  vermillion tipis atau microcephaly. Bagi wanita mengkonsumsi 1 atau lebih minuman sehari-hari rata-rata pada trimester pertama, dibandingkan dengan mereka yang kurang mengkonsumsi, ada bukti risiko yang lebih tinggi dengan dosis yang lebih tinggi untuk hasil ini.
Hubungan yang paling  nyata terlihat pada paruh kedua trimester pertama; untuk setiap kenaikan 1 minuman dalam jumlah rata-rata minuman yang dikonsumsi sehari-hari, ada 25% peningkatan risiko philtrum halus (risk ratio [RR], 1,25; 95% confidence interval [CI], 1,14-1,36); 22% peningkatan risiko perbatasan vermillion tipis (RR, 1,22; 95% CI, 1,09-1,35); 12% peningkatan risiko microcephaly (RR, 1,12; 95% CI, 1,02-1,22); 16% peningkatan risiko untuk mengurangi berat badan lahir (RR, 1,16; 95% CI, 1,07-1,27) dan peningkatan risiko 18% untuk mengurangi panjang kelahiran (RR, 1,18; 95% CI, 1,08-1,29). Hubungan ini bersifat linear, tidak ada ambang batas.
Dr Feldman dan rekan menekankan dalam laporan mereka bahwa kurangnya jelas asosiasi yang kuat untuk minum selama paruh pertama trimester pertama tidak boleh ditafsirkan bahwa konsumsi alkohol selama periode ini sebagai hal yang aman. Dalam penelitian ini, yang dimasukkan hanya wanita yang bayinya akan dilahirkan, tidak yang digugurkan atau keguguran. Hal ini penting untuk mengetahui bahwa bayi yang terpapar alkohol akan memperlihatkan malformasi minor yang berhubungan dengan alkohol mungkin juga dapat keguguran keguguran selama enam minggu pertama.
Penelitian terhadap efek paparan alkohol prenatal telah bercampur. Salah satu studi yang lebih baru yang diterbitkan pada tahun 2010 di Pediatrics dan dilaporkan oleh Medscape Medical News pada saat itu tidak menemukan hubungan antara konsumsi alkohol rendah dan moderat selama kehamilan dan cacat lahir yang berhubungan dengan alkohol. Hal ini akan menambah pengetahuan lebih.
Tim Dr Feldman mengatakan perlu dicatat bahwa penelitian mereka terfokus hanya pada ciri-ciri fisik yang berhubungan dengan alkohol, belum lebih jauh tentang syaraf. Studi masa depan harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama tentang waktu kehamilan dan dosis relatif terhadap hasil neurobehavioral


medscape

Cara Alami Supaya Kadar Glutathione Tetap Tinggi

Glutathione, antioksidan yang terdapat di dalam tubuh, tugasnya menurunkan radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif, merusak sel tu...