Satu teori adalah bahwa gravitasi bulan mengganggu keseimbangan cairan di dalam sel-sel tubuh, sama halnya dengan menyebabkan lautan pasang naik. Lainnya adalah bahwa gaya tarik ini entah bagaimana mengubah kelenjar dan organ tubuh. Selama berabad-abad telah ada keyakinan luas bahwa bulan memberikan pengaruh yang kuat pada kesehatan manusia dan perilakunya. Bukti yang paling kuat ini ditemukan dalam kata "lunatic" yang artinya gila, sebuah istilah yang berasal dari "lunar" dan awalnya digunakan untuk menggambarkan suatu bentuk kegilaan yang dianggap disebabkan oleh fase bulan.
Kini, beberapa ahli medis percaya bahwa kesehatan fisik atau mental seseorang dapat dipengaruhi oleh sesuatu yang hampir 250.000 mil jauhnya. Namun studi yang terus muncul mengkonfirmasi bahwa hal ini memiliki pengaruh misterius dan sering benar-benar tak dapat dijelaskan pada tubuh. Dalam beberapa kalangan, fenomena ini disebut "efek Transylvania". Contoh yang paling baru menyoroti kemungkinan adanya hubungan antara bulan purnama dan tiba-tiba kematian di antara pasien dengan epilepsi yang parah. Sebuah studi yang dirilis,menemukan bahwa pada malam-malam ketika ada bulan purnama, ada peningkatan jumlah pasien mencari pengobatan untuk gejala stroke, tetapi yang ternyata benar-benar sehat. Banyak penjelasan ilmiah telah diajukan. Satu teori adalah bahwa gravitasi bulan mengganggu keseimbangan cairan di dalam sel-sel tubuh, sama halnya dengan menyebabkan lautan pasang naik. Lainnya adalah bahwa gaya tarik ini entah bagaimana mengubah kelenjar dan organ tubuh. Menurut pskiater Arnold Lieber dalam bukunya Lunar
Effect, adanya bulan purnama membuat emosi orang menjadi tidak stabil. Hal ini dikarenakan tubuh manusia yang 80 % merupakan cairan (lemak, darah, darah putih, getah bening, enzym dll) ikut tertarik gravitasi bulan. Lieber menemukan bahwa setiap terjadi bulan purnama jumlah kejahatan semakin bertambah daripada ketika bulan tidak sedang purnama (Dalam Akutahu edisi No: 60, Feb 198 . Arnold Lieber, seorang psikolog dari University of Miami, melakukan penelitian tentang anggapan bulan purnama menambah kriminalitas dan Hasilnya gan Selama 15 tahun terjadi sekitar 1887 kasus pembunuhan di Miami. Angka tersebut meningkat saat mendekati bulan purnama dan berkurang di hari-hari lainnya! sebuah laporan berjudul The Effect of the Full Moon on Human Behaviour dari American Institute of Medical Climatology yang mengulas efek bulan purnama. Laporan pun bilang kalau bulan purnama jadi saksi sejumlah kejadian kriminal seperti pembunuhan, pelanggaran lalu-lintas, pembakaran dan kleptomania. Bisa dibilang, orang-orang jadi lebih “gila” pada masa ini. Dari data Utah Bureau of Criminal Identification, tercatat kenaikan sebesar 220% pada kasus pembunuhan saat purnama. Operator telepon 911 (emergency number di Amerika) juga mengatakan bahwa setiap bulan purnama, panggilan 911 selalu mengalami peningkatan dan gigitan anjing meningkat. Masih ada hubungannya dengan darah, ketika bulan purnama tiba, luka memang lebih banyak mengeluarkan cairan merah ini dimana hal ini dibuktikan oleh Dr. Edson J. Andrews dalam Journal of the Florida Medical Association. Ia menulis bahwa dari 1000 operasi amandel yang dilakukan mendekati bulan purnama, 82 persen-nya mengalami pendarahan pasca-operasi. Akhirnya, banyak dokter yang memilih untuk menunda operasi jika kebetulan bertepatan dengan siklus bulan purnama. hubungan pasang surut air laut terhadap posisi bulan dalam kajian oseanografi. Namun bagaimana dengan wacana geologi utamanya vulkanologi? Penelitian terhadap 52 letusan gunung berapi di Hawaii sejak Januari 1832 menunjukkan pola yang sama. "Hampir dua kali lebih banyak letusan terjadi di dekat waktu pasang maksimum (bulan purnama) daripada waktu pasang minimum."Para peneliti dari Hawaiian Volcano Observatory telah menandai bahwa pola periode letusan kawah Pu'u 'O'o di Hawaii sangat dekat dengan waktu pasang maksimum sampai akhirnya berhenti meletus hingga beberapa hari, yakni pada 1990. Walaupun ini merupakan korelasi yang menarik, tapi pada penelitian terhadap 52 letusan gunung di Hawaii sejak 1832 itu, secara statistik memang sedikit peluang letusan gunung berapi yang dipicu oleh bulan purnama yakni cuma 1 persen. Dari total 3900 kali pasang maksimum bulan purnama, 3.850 di antara kejadian bulan purnama tidak berefek apa-apa. Bagaimana di Indonesia? berikut ini adalah daftar letusan gunung berapi di Indonesia yang terkait dengan bulan purnama, diambil dari catatan blog Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin.
Letusan Gunung->Tanggal Kejadian->Bulan Baru/Purnama Tambora (korban 92.000 orang)->10 – 12 April 1815- >Bulan baru (10 April 1815) Krakatau (korban 36.000 orang)->26-28 Agustus 1883- >Bulan baru (1 September 1883) Kelud (korban 10.000 orang)->19 Mei 1919->Purnama (15 Mei 1919) Papandayan (korban 3000 orang)->12 Agustus 1772- >Purnama, (13 Agustus 1772). Selain fakta vulkanik sebenarnya ada beberapa fakta catatan tektonik juga yang membahasnya secara kebetulan atau kajian husus, Bangsa Babilonia kuno menyebut pasien penyakit jiwa dengan nama lunatike (lunar = bulan dalam bahasa Latin). Sampai sekarang gan, bangsa Amerika juga masih memakai istilah ini (lunatic). Soalnya, percaya atau nggak, banyak dari penderita penyakit jiwa tersebut yang kambuh dan mengamuk saat bulan purnama tiba! Purnama dipercaya bisa membuat orang menjadi nggak tenang, tegang, risau dan mengkhayal. Buku kuno dari Cina berjudul Shu Wen, Ba Zheng Shen Min Lun juga menegaskan bahwa kuat atau lemahnya tubuh manusia, darah dan energi memang mempunyai hubungan khusus dengan bulan purnama. Salah satu contohnya adalah komplikasi batuk darah akibat penyakit tuberculosis (TBC) yang kebanyakan terjadi 7 hari menjelang bulan purnama. Orang-orang Arab yang menggunakan kalendar yang berdasarkan peredaran bulan (disebut kalender Arab – Qomariyah, Qomar artinya bulan, kalendar ini mempunyai 12 bulan seperti: Muharam, Shafar, Rajab, Syawal dsb) mempunyai kebiasaan melakukan puasa 3 hari berturut-turut setiap tanggal 13,14 dan 15 setiap bulannya pada bulan Qomariyah itu (saya tidak tahu pasti apakah kebiasaan puasa ini telah dipraktekan sejak masa Nabi Ibrahim-Ismail, yang hidup sekitar 1.000-2.000 SM ataukah hanya setelah masa Nabi Muhammad yang hidup sekitar tahun 600 M).
Sebagai informasi pada tanggal 13, 14, 15, 16 dan 17 terjadi bulan purnama penuh dengan puncak pada tanggal 15 atau 16 nya (cobalah anda keluar rumah pada tanggal tsb setiap bulan). Dengan puasa berarti mengurangi makan dan minum hingga sejumlah 50-75% dari saat normal, cairan tubuh pun berkurang drastis. Dengan berkurangnya cairan tubuh nampaknya orang-orang Arab berharap pengaruh (gravitasi) bulan dapat dikurangi sehingga lebih mudah mengontrol /mengendalikan diri.
Pengaruh bulan purnama pada biologis dan kehidupan organisme, termasuk manusia, sungguh sangat aneh. Dan rentang pengaruh bulan purnama memang sangat luar biasa. Sungguh menakjubkan ketika kita sadari pengaruh bulan purnama pada kita dan pada makhluk hidup lainnya, yang sebelumnya tidak disadari. Ada yang mengatakan bahwa saat ini pengaruh bulan purnama tidak lagi sebesar zaman dahulu, ini
disebabkan karena pada zaman sekarang walau masih terpengaruh oleh daya tarik bulan, dan walau di malam hari, pencahayaan di beberapa kawasan tetap terang benderang, ini di luar pengaruh gravitasi, namun tentu berbeda dengan di alam terbuka, hutan, lautan dan sebagainya yang belum terjangkau oleh penerangan listrik. Di zaman dahulu, saat bulan purnama merupakan saat yang istimewa, karena tidak seperti di hari-hari lain, begitu hari mulai gelap semuanya menghentikan aktivitas dan mulai tidur, tentu saja kecuali binatang malam. Sedangkan di saat purnama mereka terus berjaga dan terus beraktivitas sacara berlebihan karena hari tetap terang. Aktivitas berlebihan inilah yang diduga menjadi pemicu perubahan perangai. Tidak semua setuju dengan hipotesa di atas, mereka mengumpulkan bukti-bukti yang bisa dipertanggung- jawabkan, dan berikut ini adalah daftar pengaruh bulan purnama yang terjadi baik ada pengaruh cahaya lampu maupun dengan penerangan alami.
Bulan Purnama dan Biologi
Berikut adalah pengaruh Bulan purnama pada makhluk hidup yang dapat didokumentasikan. Memicu banyak sekali irama alami dan siklus berkembang biak. Herbifora dan manusia berovulasi disekitar bulan purnama. Puncak musim birahi rusa muncul disekitar bulan purnama. Musim kawin koral terjadi di saat bulan purnama. Burung yang bermigrasi nampaknya mengikuti pola bulan untuk menentukan waktu dan menemukan jalur mereka selama bermigrasi. Burung buruan cenderung kembali ketempat semula pada saat bulan purnama. Beruang, caribou dan salmon mulai berpindah di saat bulan purnama. Pelatih hewan, terutama anjing menandai bahwa binatang menjadi semakin gelisah selama bulan purnama. Tiram sangat peka terhadap siklus bulan, bukan saja pada pergerakan air pasang. Kecelakaan lalulintas meningkat sampai 14%. Wanita yang sudah pernah punya anak biasanya melahirkan di saat bulan purnama. Puncak menstruasi kebanyakan terjadi di sore hari sebelum purnama, walau dengan adanya pengaruh pencahayaan modern. Bulan purnama melipat gandakan daya listrik sel-sel yang hidup.
Pengaruh Bulan Purnama Pada Emosi dan Kesehatan
Ada kesadaran kuno berkenaan dengan pengaruh bulan purnama terhadap keseimbangan mental dan emosional. Kesadaran itu member kita kata lunatic (orang gila), lunacy (kegilaan) dan loony (gila)… semuanya berasal dari kata latin Luna, Luna adalah nama Dewi Bulan. Ketika ada seseorang yang melakukan hal-hal diluar kewajaran komentar kita biasanya adalah: “Apakah sekarang sedang
purnama?”. Di Britania, masalah ini sedemikan meluas sehingga pada tahun 1824 mereka menciptakan Lunatic Act, yang menyatakan bahwa orang akan didenda bila berbuat gila-gilaan ketika bulan sedang penuh. Kegilaan-kegilaan ini muncul dengan berbagai cara, berikut ini adalah daftar dari beberapa pengaruh bulan purnama pada manusia, yang dapat didokumentasikan. Unit kecelakaan dan unit gawat darurat rumahsakit menerima pasien 14% lebih banyak. Peningkatan signifikan kunjungan pasien ke praktisi medis untuk konsultasi terjadi setelah bulan purnama. Peningkatan serangan ayan, tukak lambung dan perdarahan terjadi lebih banyak di saat bulan purnama. Peningkatan yang dramatis penderita gangguan mental yang masuk rumah sakit. Banyak pasien gangguan mental menjadi sangat terganggu. Bulan purnama mempengaruhi perilaku pasien secara negatif. Terjadi lebih banyak kecelakaan pesawat terbang di saat bulan purnama. Kriminalitas dan kekerasan meningkat di saat purnama. Pembunuhan-kebanyakan yang tanpa motif- meningkat tiga kali lipat. Pembakaran rumah meningkat 100%. Tingkat bunuh diri juga meningkat. Konsumsi alkohol juga meningkat di awal sampai akhir siklus purnama. Lebih banyak pengemudi mabuk, lebih banyak tabrakan, lebih banyak orang yang menderita sakit karena terlalu banyak minum alcohol. Ovulasi—dan hasrat seksual—memuncak di saat purnama..
Siklus bio-ritmik emosional berjalan seiring dengan siklus bulan yang 28 hari itu. Lebih banyak bayi lahir di saat bulan purnama. pada beberapa yang berkeperluan khusus besarnya energi gravitasi Bulan mempengaruhi neurotransmitternya sehingga membentuk perilaku tertentu,pada abk saya menyebabkan Susah tidur,stimming,anxiety Dan full energi luar biasa..ada juga mereka yang tidak terpengaruh sama sekali dengan energi gravitasi Bulan...
Pernah dengar cerita-cerita mitos tentang manusia yang berubah (lycantrophy) pada saat bulan
purnama, seperti makhluk Werewolf di Amerika, Macan di India dan sebagian Asia, Beruang di Eropa, Macan Tutul dan Singa di Afrika, Jaguar di Amerika Latin dan Siluman Buaya di Indonesia? Selama berabad-abad telah ada keyakinan luas bahwa bulan memberikan pengaruh yang kuat pada kesehatan manusia dan perilakunya. Bukti yang paling kuat ini ditemukan dalam kata "lunatic" yang artinya gila, sebuah istilah yang berasal dari "lunar" dan awalnya digunakan untuk menggambarkan suatu bentuk kegilaan yang dianggap disebabkan oleh fase bulan. Para dokter spesialis asal Miami, Amerika menjelaskan penelitian mereka bahwa terdapat korelasi kuat antara siklus bulan lengkap (purnama) dan sikap emosional pada manusia. Mereka juga menganalisa dari grafik statistik rumah sakit dan kantor polisi bahwa setelah siklus bulan lengkap terjadi, tingkat kejahatan, bunuh diri, kecelakaan lalu lintas meningkat tajam. Orang yang menderita ketidakstabilan emosional dan gangguan mental, pasien dengan kepribadian ganda, dan orang tua lebih rentan terhadap cahaya bulan. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa persentase terbesar perceraian, pertengkaran, dan kekerasan di beberapa kota berada di tengah bulan yakni saat bulan purnama. Peneliti Klinis Toxicology, Leonie Calver, asal Australia juga melakukan penelitian yang sama. “Temuan kami adalah sebuah premis bahwa individu dengan perilaku kekerasan dan gangguan akut lebih banyak terjadi pada saat bersamaan dengan berlangsungnya bulan purnama,” ujarnya. Para peneliti di Leeds University, juga membuktikan bahwa terdapat lonjakan pasien di seluruh rumah sakit setelah bulan purnama. Keluhanannya adalah kegelisahan dan depresi. Fenomena ini dapat dijelaskan secara ilmiah dan dapat diterima. Ia mengatakan bahwa air di lautan dipengaruhi oleh daya gravitasi bulan dalam proses pasang surut. Komposisi tubuh manusia 80%nya adalah air, dan dua organ tubuh yang paling penting memiliki komposisi diatas 80% yaitu otak (90%) dan darah (90-95%). Jadi, potensi pengaruh gravitasi bulan juga tidak dapat diindahkan. Sehingga suasana hati dan sikap emosional manusia pun terkena imbasnya. Penelitian ilmiah terbaru yang dilakukan oleh Dr. Amir Saleh, Konsultan Kesehatan di Amerika serta dosen Universitas Chicago, berpendapat bahwa puasa dapat mengendalikan pengaruh grafitasi bulan tersebut. Karena puasa dapat memurnikan darah serta regenerasi sel-sel tubuh. Di dalam dan luar sel terdapat cairan, yang mana jika kita berpuasa dapat menambah kualitas cairan tersebut, terutama saat 3 hari (13, 14, 15 penanggalan Hijriah) tengah bulan. Jika fokus (berpuasa 3 hari berturut-turut), grafitasi bulan yang memengaruhi cairan dalam sel tubuh manusia justru membantu menyeimbangan ion tubuh, memberikan tambahan energy, serta meningkatkan kekebalan tubuh. Ibnu Sina dalam bukunya “Al-Qanun fi al-Tibb” menjelaskan pula bahwa proses pengobatan semisal hijamah, paling baik dilakukan saat pertengahan bulan, yakni tanggal 13, 14, 15 kalender Qamariyah, bukan permulaan atau akhir bulan. Secara umum Dr. Allan Cott, M.D, seorang ahli kesehatan asal Amerika, menyatakan bahwa puasa dapat menjadikan diri lebih baik secara mental dan fisik, membersihkan badan, menurunkan tekanan darah dan kadar lemak, mengendalikan nafsu seks, mengendorkan ketegangan jiwa, menajamkan fungsi inderawi, mampu mengendalikan emosi, serta memperlambat proses penuaan. Telah menceritakan kepada kami (Rauh), telah menceritakan kepada kami (Hammam) dari Anas bin Sirin dari Abdul Malik bin Qatadah bin Milhan Al-Qaisy dari Ayahnya ia berkata; "Rasulullah SAW pernah memerintahkan kami berpuasa yaumul bidh, yaitu; tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas, dan beliau bersabda: "ia seperti puasa selamanya." H.R.Imam Ahmad.
by Emak cibi
Kini, beberapa ahli medis percaya bahwa kesehatan fisik atau mental seseorang dapat dipengaruhi oleh sesuatu yang hampir 250.000 mil jauhnya. Namun studi yang terus muncul mengkonfirmasi bahwa hal ini memiliki pengaruh misterius dan sering benar-benar tak dapat dijelaskan pada tubuh. Dalam beberapa kalangan, fenomena ini disebut "efek Transylvania". Contoh yang paling baru menyoroti kemungkinan adanya hubungan antara bulan purnama dan tiba-tiba kematian di antara pasien dengan epilepsi yang parah. Sebuah studi yang dirilis,menemukan bahwa pada malam-malam ketika ada bulan purnama, ada peningkatan jumlah pasien mencari pengobatan untuk gejala stroke, tetapi yang ternyata benar-benar sehat. Banyak penjelasan ilmiah telah diajukan. Satu teori adalah bahwa gravitasi bulan mengganggu keseimbangan cairan di dalam sel-sel tubuh, sama halnya dengan menyebabkan lautan pasang naik. Lainnya adalah bahwa gaya tarik ini entah bagaimana mengubah kelenjar dan organ tubuh. Menurut pskiater Arnold Lieber dalam bukunya Lunar
Effect, adanya bulan purnama membuat emosi orang menjadi tidak stabil. Hal ini dikarenakan tubuh manusia yang 80 % merupakan cairan (lemak, darah, darah putih, getah bening, enzym dll) ikut tertarik gravitasi bulan. Lieber menemukan bahwa setiap terjadi bulan purnama jumlah kejahatan semakin bertambah daripada ketika bulan tidak sedang purnama (Dalam Akutahu edisi No: 60, Feb 198 . Arnold Lieber, seorang psikolog dari University of Miami, melakukan penelitian tentang anggapan bulan purnama menambah kriminalitas dan Hasilnya gan Selama 15 tahun terjadi sekitar 1887 kasus pembunuhan di Miami. Angka tersebut meningkat saat mendekati bulan purnama dan berkurang di hari-hari lainnya! sebuah laporan berjudul The Effect of the Full Moon on Human Behaviour dari American Institute of Medical Climatology yang mengulas efek bulan purnama. Laporan pun bilang kalau bulan purnama jadi saksi sejumlah kejadian kriminal seperti pembunuhan, pelanggaran lalu-lintas, pembakaran dan kleptomania. Bisa dibilang, orang-orang jadi lebih “gila” pada masa ini. Dari data Utah Bureau of Criminal Identification, tercatat kenaikan sebesar 220% pada kasus pembunuhan saat purnama. Operator telepon 911 (emergency number di Amerika) juga mengatakan bahwa setiap bulan purnama, panggilan 911 selalu mengalami peningkatan dan gigitan anjing meningkat. Masih ada hubungannya dengan darah, ketika bulan purnama tiba, luka memang lebih banyak mengeluarkan cairan merah ini dimana hal ini dibuktikan oleh Dr. Edson J. Andrews dalam Journal of the Florida Medical Association. Ia menulis bahwa dari 1000 operasi amandel yang dilakukan mendekati bulan purnama, 82 persen-nya mengalami pendarahan pasca-operasi. Akhirnya, banyak dokter yang memilih untuk menunda operasi jika kebetulan bertepatan dengan siklus bulan purnama. hubungan pasang surut air laut terhadap posisi bulan dalam kajian oseanografi. Namun bagaimana dengan wacana geologi utamanya vulkanologi? Penelitian terhadap 52 letusan gunung berapi di Hawaii sejak Januari 1832 menunjukkan pola yang sama. "Hampir dua kali lebih banyak letusan terjadi di dekat waktu pasang maksimum (bulan purnama) daripada waktu pasang minimum."Para peneliti dari Hawaiian Volcano Observatory telah menandai bahwa pola periode letusan kawah Pu'u 'O'o di Hawaii sangat dekat dengan waktu pasang maksimum sampai akhirnya berhenti meletus hingga beberapa hari, yakni pada 1990. Walaupun ini merupakan korelasi yang menarik, tapi pada penelitian terhadap 52 letusan gunung di Hawaii sejak 1832 itu, secara statistik memang sedikit peluang letusan gunung berapi yang dipicu oleh bulan purnama yakni cuma 1 persen. Dari total 3900 kali pasang maksimum bulan purnama, 3.850 di antara kejadian bulan purnama tidak berefek apa-apa. Bagaimana di Indonesia? berikut ini adalah daftar letusan gunung berapi di Indonesia yang terkait dengan bulan purnama, diambil dari catatan blog Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin.
Letusan Gunung->Tanggal Kejadian->Bulan Baru/Purnama Tambora (korban 92.000 orang)->10 – 12 April 1815- >Bulan baru (10 April 1815) Krakatau (korban 36.000 orang)->26-28 Agustus 1883- >Bulan baru (1 September 1883) Kelud (korban 10.000 orang)->19 Mei 1919->Purnama (15 Mei 1919) Papandayan (korban 3000 orang)->12 Agustus 1772- >Purnama, (13 Agustus 1772). Selain fakta vulkanik sebenarnya ada beberapa fakta catatan tektonik juga yang membahasnya secara kebetulan atau kajian husus, Bangsa Babilonia kuno menyebut pasien penyakit jiwa dengan nama lunatike (lunar = bulan dalam bahasa Latin). Sampai sekarang gan, bangsa Amerika juga masih memakai istilah ini (lunatic). Soalnya, percaya atau nggak, banyak dari penderita penyakit jiwa tersebut yang kambuh dan mengamuk saat bulan purnama tiba! Purnama dipercaya bisa membuat orang menjadi nggak tenang, tegang, risau dan mengkhayal. Buku kuno dari Cina berjudul Shu Wen, Ba Zheng Shen Min Lun juga menegaskan bahwa kuat atau lemahnya tubuh manusia, darah dan energi memang mempunyai hubungan khusus dengan bulan purnama. Salah satu contohnya adalah komplikasi batuk darah akibat penyakit tuberculosis (TBC) yang kebanyakan terjadi 7 hari menjelang bulan purnama. Orang-orang Arab yang menggunakan kalendar yang berdasarkan peredaran bulan (disebut kalender Arab – Qomariyah, Qomar artinya bulan, kalendar ini mempunyai 12 bulan seperti: Muharam, Shafar, Rajab, Syawal dsb) mempunyai kebiasaan melakukan puasa 3 hari berturut-turut setiap tanggal 13,14 dan 15 setiap bulannya pada bulan Qomariyah itu (saya tidak tahu pasti apakah kebiasaan puasa ini telah dipraktekan sejak masa Nabi Ibrahim-Ismail, yang hidup sekitar 1.000-2.000 SM ataukah hanya setelah masa Nabi Muhammad yang hidup sekitar tahun 600 M).
Sebagai informasi pada tanggal 13, 14, 15, 16 dan 17 terjadi bulan purnama penuh dengan puncak pada tanggal 15 atau 16 nya (cobalah anda keluar rumah pada tanggal tsb setiap bulan). Dengan puasa berarti mengurangi makan dan minum hingga sejumlah 50-75% dari saat normal, cairan tubuh pun berkurang drastis. Dengan berkurangnya cairan tubuh nampaknya orang-orang Arab berharap pengaruh (gravitasi) bulan dapat dikurangi sehingga lebih mudah mengontrol /mengendalikan diri.
Pengaruh bulan purnama pada biologis dan kehidupan organisme, termasuk manusia, sungguh sangat aneh. Dan rentang pengaruh bulan purnama memang sangat luar biasa. Sungguh menakjubkan ketika kita sadari pengaruh bulan purnama pada kita dan pada makhluk hidup lainnya, yang sebelumnya tidak disadari. Ada yang mengatakan bahwa saat ini pengaruh bulan purnama tidak lagi sebesar zaman dahulu, ini
disebabkan karena pada zaman sekarang walau masih terpengaruh oleh daya tarik bulan, dan walau di malam hari, pencahayaan di beberapa kawasan tetap terang benderang, ini di luar pengaruh gravitasi, namun tentu berbeda dengan di alam terbuka, hutan, lautan dan sebagainya yang belum terjangkau oleh penerangan listrik. Di zaman dahulu, saat bulan purnama merupakan saat yang istimewa, karena tidak seperti di hari-hari lain, begitu hari mulai gelap semuanya menghentikan aktivitas dan mulai tidur, tentu saja kecuali binatang malam. Sedangkan di saat purnama mereka terus berjaga dan terus beraktivitas sacara berlebihan karena hari tetap terang. Aktivitas berlebihan inilah yang diduga menjadi pemicu perubahan perangai. Tidak semua setuju dengan hipotesa di atas, mereka mengumpulkan bukti-bukti yang bisa dipertanggung- jawabkan, dan berikut ini adalah daftar pengaruh bulan purnama yang terjadi baik ada pengaruh cahaya lampu maupun dengan penerangan alami.
Bulan Purnama dan Biologi
Berikut adalah pengaruh Bulan purnama pada makhluk hidup yang dapat didokumentasikan. Memicu banyak sekali irama alami dan siklus berkembang biak. Herbifora dan manusia berovulasi disekitar bulan purnama. Puncak musim birahi rusa muncul disekitar bulan purnama. Musim kawin koral terjadi di saat bulan purnama. Burung yang bermigrasi nampaknya mengikuti pola bulan untuk menentukan waktu dan menemukan jalur mereka selama bermigrasi. Burung buruan cenderung kembali ketempat semula pada saat bulan purnama. Beruang, caribou dan salmon mulai berpindah di saat bulan purnama. Pelatih hewan, terutama anjing menandai bahwa binatang menjadi semakin gelisah selama bulan purnama. Tiram sangat peka terhadap siklus bulan, bukan saja pada pergerakan air pasang. Kecelakaan lalulintas meningkat sampai 14%. Wanita yang sudah pernah punya anak biasanya melahirkan di saat bulan purnama. Puncak menstruasi kebanyakan terjadi di sore hari sebelum purnama, walau dengan adanya pengaruh pencahayaan modern. Bulan purnama melipat gandakan daya listrik sel-sel yang hidup.
Pengaruh Bulan Purnama Pada Emosi dan Kesehatan
Ada kesadaran kuno berkenaan dengan pengaruh bulan purnama terhadap keseimbangan mental dan emosional. Kesadaran itu member kita kata lunatic (orang gila), lunacy (kegilaan) dan loony (gila)… semuanya berasal dari kata latin Luna, Luna adalah nama Dewi Bulan. Ketika ada seseorang yang melakukan hal-hal diluar kewajaran komentar kita biasanya adalah: “Apakah sekarang sedang
purnama?”. Di Britania, masalah ini sedemikan meluas sehingga pada tahun 1824 mereka menciptakan Lunatic Act, yang menyatakan bahwa orang akan didenda bila berbuat gila-gilaan ketika bulan sedang penuh. Kegilaan-kegilaan ini muncul dengan berbagai cara, berikut ini adalah daftar dari beberapa pengaruh bulan purnama pada manusia, yang dapat didokumentasikan. Unit kecelakaan dan unit gawat darurat rumahsakit menerima pasien 14% lebih banyak. Peningkatan signifikan kunjungan pasien ke praktisi medis untuk konsultasi terjadi setelah bulan purnama. Peningkatan serangan ayan, tukak lambung dan perdarahan terjadi lebih banyak di saat bulan purnama. Peningkatan yang dramatis penderita gangguan mental yang masuk rumah sakit. Banyak pasien gangguan mental menjadi sangat terganggu. Bulan purnama mempengaruhi perilaku pasien secara negatif. Terjadi lebih banyak kecelakaan pesawat terbang di saat bulan purnama. Kriminalitas dan kekerasan meningkat di saat purnama. Pembunuhan-kebanyakan yang tanpa motif- meningkat tiga kali lipat. Pembakaran rumah meningkat 100%. Tingkat bunuh diri juga meningkat. Konsumsi alkohol juga meningkat di awal sampai akhir siklus purnama. Lebih banyak pengemudi mabuk, lebih banyak tabrakan, lebih banyak orang yang menderita sakit karena terlalu banyak minum alcohol. Ovulasi—dan hasrat seksual—memuncak di saat purnama..
Siklus bio-ritmik emosional berjalan seiring dengan siklus bulan yang 28 hari itu. Lebih banyak bayi lahir di saat bulan purnama. pada beberapa yang berkeperluan khusus besarnya energi gravitasi Bulan mempengaruhi neurotransmitternya sehingga membentuk perilaku tertentu,pada abk saya menyebabkan Susah tidur,stimming,anxiety Dan full energi luar biasa..ada juga mereka yang tidak terpengaruh sama sekali dengan energi gravitasi Bulan...
Pernah dengar cerita-cerita mitos tentang manusia yang berubah (lycantrophy) pada saat bulan
purnama, seperti makhluk Werewolf di Amerika, Macan di India dan sebagian Asia, Beruang di Eropa, Macan Tutul dan Singa di Afrika, Jaguar di Amerika Latin dan Siluman Buaya di Indonesia? Selama berabad-abad telah ada keyakinan luas bahwa bulan memberikan pengaruh yang kuat pada kesehatan manusia dan perilakunya. Bukti yang paling kuat ini ditemukan dalam kata "lunatic" yang artinya gila, sebuah istilah yang berasal dari "lunar" dan awalnya digunakan untuk menggambarkan suatu bentuk kegilaan yang dianggap disebabkan oleh fase bulan. Para dokter spesialis asal Miami, Amerika menjelaskan penelitian mereka bahwa terdapat korelasi kuat antara siklus bulan lengkap (purnama) dan sikap emosional pada manusia. Mereka juga menganalisa dari grafik statistik rumah sakit dan kantor polisi bahwa setelah siklus bulan lengkap terjadi, tingkat kejahatan, bunuh diri, kecelakaan lalu lintas meningkat tajam. Orang yang menderita ketidakstabilan emosional dan gangguan mental, pasien dengan kepribadian ganda, dan orang tua lebih rentan terhadap cahaya bulan. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa persentase terbesar perceraian, pertengkaran, dan kekerasan di beberapa kota berada di tengah bulan yakni saat bulan purnama. Peneliti Klinis Toxicology, Leonie Calver, asal Australia juga melakukan penelitian yang sama. “Temuan kami adalah sebuah premis bahwa individu dengan perilaku kekerasan dan gangguan akut lebih banyak terjadi pada saat bersamaan dengan berlangsungnya bulan purnama,” ujarnya. Para peneliti di Leeds University, juga membuktikan bahwa terdapat lonjakan pasien di seluruh rumah sakit setelah bulan purnama. Keluhanannya adalah kegelisahan dan depresi. Fenomena ini dapat dijelaskan secara ilmiah dan dapat diterima. Ia mengatakan bahwa air di lautan dipengaruhi oleh daya gravitasi bulan dalam proses pasang surut. Komposisi tubuh manusia 80%nya adalah air, dan dua organ tubuh yang paling penting memiliki komposisi diatas 80% yaitu otak (90%) dan darah (90-95%). Jadi, potensi pengaruh gravitasi bulan juga tidak dapat diindahkan. Sehingga suasana hati dan sikap emosional manusia pun terkena imbasnya. Penelitian ilmiah terbaru yang dilakukan oleh Dr. Amir Saleh, Konsultan Kesehatan di Amerika serta dosen Universitas Chicago, berpendapat bahwa puasa dapat mengendalikan pengaruh grafitasi bulan tersebut. Karena puasa dapat memurnikan darah serta regenerasi sel-sel tubuh. Di dalam dan luar sel terdapat cairan, yang mana jika kita berpuasa dapat menambah kualitas cairan tersebut, terutama saat 3 hari (13, 14, 15 penanggalan Hijriah) tengah bulan. Jika fokus (berpuasa 3 hari berturut-turut), grafitasi bulan yang memengaruhi cairan dalam sel tubuh manusia justru membantu menyeimbangan ion tubuh, memberikan tambahan energy, serta meningkatkan kekebalan tubuh. Ibnu Sina dalam bukunya “Al-Qanun fi al-Tibb” menjelaskan pula bahwa proses pengobatan semisal hijamah, paling baik dilakukan saat pertengahan bulan, yakni tanggal 13, 14, 15 kalender Qamariyah, bukan permulaan atau akhir bulan. Secara umum Dr. Allan Cott, M.D, seorang ahli kesehatan asal Amerika, menyatakan bahwa puasa dapat menjadikan diri lebih baik secara mental dan fisik, membersihkan badan, menurunkan tekanan darah dan kadar lemak, mengendalikan nafsu seks, mengendorkan ketegangan jiwa, menajamkan fungsi inderawi, mampu mengendalikan emosi, serta memperlambat proses penuaan. Telah menceritakan kepada kami (Rauh), telah menceritakan kepada kami (Hammam) dari Anas bin Sirin dari Abdul Malik bin Qatadah bin Milhan Al-Qaisy dari Ayahnya ia berkata; "Rasulullah SAW pernah memerintahkan kami berpuasa yaumul bidh, yaitu; tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas, dan beliau bersabda: "ia seperti puasa selamanya." H.R.Imam Ahmad.
by Emak cibi