Kebiasaan orang
kurang tidur pagi biasanya suka menguap, mata berkunang-kunang. Itu hal biasa.
Ternyata, ada yang lebih membahayakan lagi ketika setiap hari, kita kurang
tidur. Untuk berapa lama orang sebaiknya tidur, sebenarnya tidak ada waktu yang
pasti, karena setiap orang membutuhkan waktu yang berbeda. Menurut Dr. Steven
Feinsilver dari Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York, mengatakan
jika kurang tidur sudah menyebabkan
masalah emosi, kurang waspada dan teliti, maka sudah diaggap berbahaya.
Menurut David
Dinges dari University of Pennsylvania, seseorang yang kurang tidur dapat
mengalami masalah fisik dan psikologi.
Empat hal efek
samping kurang tidur:
- Emosi kacau.
Masalah bisa datang dari skala kecil sampai besar, karena otak tidak
bekerja dengan baik ketika seseorang kurang tidur. Bahkan tingkat rendah
kurang tidur memiliki dampak pada fungsi kognitif dan emosional. Dinges
menjelaskan bahwa beberapa dampak emosional pertama kurang tidur
melibatkan emosi positif. Ketika orang kurang tidur, mereka tidak
menunjukkan emosi positif di wajah mereka, pun jika mereka menunjukkan
bahwa mereka bahagia, wajahnya biasa saja/datar. Dan mereka tidak akan mengenali
orang lain bahagia. Orang kurang tidur melihat wajah positif seseorang
dapat terbaca netral atau sering diartikan sebagai tampilan negatif. Otak
kurang tidur dapat tidak mampu mendeteksi emosi positif dibanding otak
cukup istirahat dan orang-orang yang kurang tidur juga tidak mentolerir
kekecewaan dengan sangat baik.
- Mengalami fenomena Microsleepness. Fenomena ini sering dialami pada hari
berikutnya. Mata mereka bisa terbuka atau terpejam singkat selama 30 detik
namun sebenarnya mata atau otak tidak memproses informasi. Studi
menunjukkan bahwa selama microsleeps, otak masuk ke dalam keadaan tidur
cepat dan tak terkendali. Orang bisa memaksa diri terjaga, tetapi akan
segera jatuh ke tahapan microsleep lainnya. Kondisi ini sangat berbahaya
ketika berkendara.
- Meracau. Beberapa
orang merasa ngaco setelah beberapa malam kurang tidur. Pada tahapan yang
parah, dapat mengalami delirium, sebuah kebingungan yang nyata. Hal ini
bisa berlaku juga dalam ruangan ICU dimana pasien yang mengalami lampu
terang dan suara bising di malam hari mengalami ICU delirium yang dapat
mengarah pada perilaku aneh. Jadi, sebaiknya tidak membawa pasien sulit
tidur atau insomnia ke perawatan rumah sakit.
- Halusinasi. Melihat
hal-hal yang tidak bisa dilihat orang biasa adalah efek samping dari
kurang tidur yang kronis, tapi apakah hal dapat menyebabkan halusinasi berkepanjangan
mungkin masih diperdebatkan. Ketika orang kurang tidur bertugas atau
bekerja, di matanya terdapat flickers (bayangan) ditepi mata, sehingga
otak merefleksikan berbeda.
Ada sebuah studi
menarik pada tikus laboratorium yang kekurangan tidur menyebabkan kematian. Ada
sebuah kasus di tahun 2012, seorang kurang tidur selama 11 hari meninggal,
walau mungkin bisa saja karena tambahan faktor lain. Jadi, supaya efek kurang
tidur berkurang, cobalah untuk cukup tidur dihari yang sama.
livescience