Keracunan tidak memandang siapa saja bisa terkena, kapan saja dan dimana saja. Keracunan setiap tahunnya menelan korban cukup banyak. Kejadian beberapa minggu lalu di cianjur saja terdapat sekitar 200 lebih orang, baik tua dan muda keracunan makanan di pesta/hajatan. Sebenarnya, keracunan bisa dikurangi jika pertahanan tubuh kuat. Namun, tidak ada salahnya kita tahu, zat zat yang berbahaya apa disekitar kita yang bisa menyebabkan keracunan? Ini dia 14 zat yang bisa menyebabkan keracunan:
- Botulin. Racun ini paling sering ditemukan dalam makanan kaleng yang kondisinya sudah kadaluarsa atau makanan dalam kaleng penyok, seperti jagung, kacang polong dan kacang hijau kalengan. Juga dapat ditemukan dalam makanan restaurant yang dimasak berkali kali. Terlebih lagi, botulisme pada bayi bisa disebabkan spora dalam madu.
- BPA. Kelompok ahli baru-baru ini menguji sepuluh nama merek kaleng pasta dan produk sup dan menemukan bisphenol-A di dalamnya. BPA merupakan hormon meniru racun yang juga baru-baru ini terbukti berdampak pada DNA manusia dan dapat membunuh sel-sel ovarium yang menyebabkan Down syndrome dan masalah kesuburan di generasi mendatang. Sementara BPA tidak hanya pada satu jenis makanan, anak-anak dianggap paling rentan terkena.
- Campylobacter. Ditemukan dalam tinja unggas, burung liar dan beberapa hewan ternak. Anak-anak bisa terkena dengan mudah dari daging unggas yang tidak dimasak dengan benar atau pada susu yang tidak dipasteurisasi, karena bakteri jahat masih tinggal. Bakteri ini juga bisa ada di daging sapi. Solusinya sederhananya yaitu menghindari susu yang tidak dipasteurisasi dan keju susu mentah, terutama jika kekebalan sedang menurun dan bagi ibu hamil.
- Clostridium. Ditemukan dalam tinja manusia dan hewan, anak anak sering terkena kalau tidak mencuci tangan mereka dengan baik saat memegang makanan atau makanan sisa. Beberapa ahli menyebutnya "restaurant cramps." Kafetaria merupakan sumber utama keracunan yang berhubungan dengan makanan di luar, kebanyakan dirumah, orang yang keracunan karena keju. Keju dapat terkontaminasi dengan mikroorganisme seperti clostridium, yang dapat menyebabkan keguguran. Oleh karena itu, para ahli memperingatkan wanita hamil untuk mengurangi makan keju lunak, seperti Brie, feta, biru-berurat, Camembert, dan keju Meksiko.
- E. coli. Organisme lain yang ditemukan dalam tinja hewan dan manusia, mikroba ini dapat ditularkan melalui penanganan makanan yang tidak benar. Kasus yang parah biasanya disebabkan oleh makan daging sapi kurang matang atau minum jus apel, juga sayuran mentah. Cucilah dahulu sayuran dan masaklah daging dengan matang.
- Salmonella. Umumnya ditemukan pada unggas, telur, dan daging juga dari mengkonsumsi telur daging atau unggas mentah atau setengah matang atau minum susu yang tidak dipasteurisasi. Bakteri ini dapat mengintai dalam telur, sehingga memasak yang tepat sangat penting untuk membunuh kuman. Jangan makan setiap produk yang mengandung telur mentah, termasuk adonan kue.
- Staph. Bakteri ini merupakan penyebab umum dari penyakit kulit, dari jerawat, bisul impetigo. Makanan hangat pada suhu 100 derajat merupakan tempat yang ideal bagi bakteri untuk tumbuh dan menghasilkan toksin tersebut. Memasak tidak bisa menghancurkan toksinnya. Es krim bisa berisi Staph kalau sudah mencair, lalu dimasukkan lagi ke kulkas/pendingin.
- Keracunan solanin. Racun ini ditemukan dalam kentang yang sudah mulai tumbuh, terutama dari kulit kentang atau dari kecambah. Kentang yang dikupas dan dimasak dengan baik akan mengurangi keracunan, namun berhati hati dengan salad kentang. Transfer mikroorganisme dari satu jenis makanan, biasanya daging yang disebut dengan kontaminasi silang dapat menjadi sumber keracunan baru
- Keracunan ikan. Jenis ikan yang menyebabkan racun ringan dari tipe scombroid. Dalam kasus ini, beberapa tuna dapat meningkatkan histamin tubuh dan menimbulkan reaksi alergi segera seperti seperti gatal-gatal, berkeringat, kram , sakit kepala, diare, dll. Jika setelah makan tuna lalu memiliki gejala yang sama mungkin ikan terkontaminasi oleh scombrotoxin. Jika ikan segar disimpan di atas 60° setelah ditangkap ikan tetap terkontaminasi walau dimasak dan tidak berhubungan dengan kontaminasi merkuri atau masalah lain yang berkaitan dengan tuna dan ikan lainnya. Pilihlah ikan tuna yang segar.
- Keracunan kerang. Berbagai kerang yang mengandung racun saraf. Mereka dapat menyebabkan sensasi yang tidak biasa, kelumpuhan, dingin serta gejala lainnya
- Virus Norwalk. Makanan yang paling umum penyebab virus ini yaitu sandwich, cookies, salad mentah,es dan kerang. Tiram merupakan sumber racun karena terkontaminasi logam berat, juga dalam pemasakannya. Jika disajikan mentah atau kurang matang, mereka dapat mengandung kuman yang hidup di usus churner disebut norovirus dan bakteri yang dikenal sebagai Vibrio vulnificus yang dapat menyebabkan diare, mual, dan muntah.
- Toxoplasma gondii. Sumbernya adalah daging terutama daging ayam, begitu juga denga daging sapi. Sebagaian ahli mengatakan, makanan mentah: susu yang tidak dipasteurisasi, telur mentah, daging setengah matang dan kerang mentah adalah makanan yang paling umum terkontaminasi. Bersihkan setiap permukaan daging dengan bersih dan masaklah dengan matang.
- Jamur. 7 jenis racun yang ditemukan dalam berbagai spesies yang berbeda dari jamur liar, beberapa di antaranya mematikan. Banyak jamur, termasuk misalnya jenis Green Gill, Gray Pinkgill, Tigertop, Jack O'Lantern, Naked Brimcap, Early False Morel, Horse mushroom dan Bolete pepper, mengandung racun yang dapat menyebabkan masalah pencernaan, termasuk muntah, mual, diare dan kram perut.
- Sisa nasi. Nasi dapat terkontaminasi dengan bakteri tahan panas yang mampu bertahan saat dimasak. Jika kita meninggalkan nasi pada suhu kamar, bakteri ini akan berkembang biak dengan cepat. Buang nasi selama dipanaskan kalau sudah lebih dari 3 harilifespan