Pages

Search This Blog

Monday, April 13, 2015

Paparan Pestisida Dapat Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Endocrine Society Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, paparan pestisida, diluar obesitas/kegemukan, dapat menyumbang terhadap peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan peradangan pada wanita premenopause. Penelitian ini mengamati efek paparan pestisida polychlorinated misalnya DDT. Meskipun DDT dilarang di banyak negara dimulai dari1970-an, tetap saja tersebar luas di lingkungan dan sumber makanan.

DDT merupakan salah satu yang pertama diakui sebagai bahan kimia pengganggu endokrin, menurut panduan pengantar untuk bahan kimia pengganggu endokrin yang diterbitkan oleh Endocrine Society and IPEN. DDT dan pestisida yang terkait dikenal sebagai estrogen lingkungan karena mereka dapat meniru dan mengganggu fungsi hormon estrogen alami. Penelitian telah menemukan paparan DDT berhubungan dengan cacat lahir, mengurangi kesuburan dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Menurut Diana Teixeira dari University of Porto di Porto, Portugal mengatakan setelah tubuh rusak karena DDT atau dengan pestisida yang sejenis, sisa-sisa bahan kimia yang disebut metabolit terakumulasi dalam jaringan lemak tubuh perempuan. Ketika jumlah estrogen lingkungan yang lebih tinggi terkumpul dalam jaringan lemak, dapat membahayakan efek perlindungan estrogen alami tubuh terhadap kesehatan jantung wanita premenopause itu. Hal ini membuat wanita lebih berisiko terkena penyakit kardiovaskular dan peradangan.
Studi ini mengkaji jumlah bahan kimia engganggu endokrin dalam jaringan dan darah sampel lemak dari 121 perempuan obesitas yang menjalani operasi bariatric di Rumah Sakit S. João di Porto. Di antara para peserta, 73 diklasifikasikan sebagai premenopause dan 48 yang pascamenopause. Para peneliti menguji glukosa darah puasa peserta dan kolesterol. Dengan menggunakan skor risiko Framingham, para peneliti menilai risiko wanita terkena penyakit kardiovaskular dalam jangka 10-tahun. 
Para peneliti menemukan bahwa di antara wanita premenopause, wanita dengan konsentrasi estrogen lingkungan yang lebih tinggi dalam jaringan lemak visceral pada perut mereka lebih mungkin untuk memiliki rata-rata kadar gula darah yang lebih tinggi. Di antara perempuan premenopause, mereka dengan tingkat estrogen lingkungan yang lebih tinggi dalam darah mereka cenderung lebih banyak peradangan dan menghadapi risiko lebih besar terkena penyakit kardiovaskular pada skala Framingham. Temuan ini menunjukkan bahwa bahan kimia pengganggu endokrin cenderung memperburuk komplikasi obesitas, termasuk peradangan dan risiko penyakit kardiovaskular pada wanita pramenopause. Mengukur kadar estrogen lingkungan dapat membantu dokter mengidentifikasi perempuan yang berisiko terkena penyakit kardiovaskular dan metabolisme sehingga mereka dapat melakukan tindakan pencegahan.

 sciencedaily

Cara Alami Supaya Kadar Glutathione Tetap Tinggi

Glutathione, antioksidan yang terdapat di dalam tubuh, tugasnya menurunkan radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif, merusak sel tu...