Menurut sebuah
studi baru yang diterbitkan dalam Endocrine Society Journal of Clinical
Endocrinology & Metabolism, paparan pestisida, diluar
obesitas/kegemukan, dapat menyumbang terhadap peningkatan risiko penyakit
kardiovaskular dan peradangan pada wanita premenopause. Penelitian ini
mengamati efek paparan pestisida polychlorinated misalnya DDT. Meskipun DDT dilarang di banyak negara dimulai
dari1970-an, tetap saja tersebar luas di lingkungan dan sumber makanan.
DDT merupakan
salah satu yang pertama diakui sebagai bahan kimia pengganggu endokrin, menurut
panduan pengantar untuk bahan kimia pengganggu endokrin yang diterbitkan oleh Endocrine
Society and IPEN. DDT dan pestisida yang terkait dikenal sebagai
estrogen lingkungan karena mereka dapat meniru dan mengganggu fungsi hormon
estrogen alami. Penelitian telah menemukan paparan DDT berhubungan dengan cacat
lahir, mengurangi kesuburan dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Menurut Diana
Teixeira dari University of Porto di Porto, Portugal mengatakan setelah tubuh
rusak karena DDT atau dengan pestisida yang sejenis, sisa-sisa bahan kimia yang
disebut metabolit terakumulasi dalam jaringan lemak tubuh perempuan. Ketika
jumlah estrogen lingkungan yang lebih tinggi terkumpul dalam jaringan lemak,
dapat membahayakan efek perlindungan estrogen alami tubuh terhadap kesehatan
jantung wanita premenopause itu. Hal ini membuat wanita lebih berisiko terkena
penyakit kardiovaskular dan peradangan.
Studi ini mengkaji
jumlah bahan kimia engganggu endokrin dalam jaringan dan darah sampel lemak
dari 121 perempuan obesitas yang menjalani operasi bariatric di Rumah Sakit S. João di Porto. Di antara para peserta,
73 diklasifikasikan sebagai premenopause dan 48 yang pascamenopause. Para
peneliti menguji glukosa darah puasa peserta dan kolesterol. Dengan menggunakan
skor risiko Framingham, para peneliti menilai risiko wanita terkena penyakit
kardiovaskular dalam jangka 10-tahun.
Para peneliti
menemukan bahwa di antara wanita premenopause, wanita dengan konsentrasi estrogen
lingkungan yang lebih tinggi dalam jaringan lemak visceral pada perut mereka lebih
mungkin untuk memiliki rata-rata kadar gula darah yang lebih tinggi. Di antara
perempuan premenopause, mereka dengan tingkat estrogen lingkungan yang lebih
tinggi dalam darah mereka cenderung lebih banyak peradangan dan menghadapi
risiko lebih besar terkena penyakit kardiovaskular pada skala Framingham.
Temuan ini menunjukkan bahwa bahan kimia pengganggu endokrin cenderung
memperburuk komplikasi obesitas, termasuk peradangan dan risiko penyakit
kardiovaskular pada wanita pramenopause. Mengukur kadar estrogen lingkungan
dapat membantu dokter mengidentifikasi perempuan yang berisiko terkena penyakit
kardiovaskular dan metabolisme sehingga mereka dapat melakukan tindakan
pencegahan.
sciencedaily