Pages

Search This Blog

Monday, March 24, 2014

Berantas Polio Sebelum 2018

Polio(poliomyelitis) masih menjadi momok buat negara berkembang, seperti Indonesia. Kejadian terbesar polio dalam benak kita terjadi tahun 2005 dimana terdapat 225 anak terkena paralisis polio di seputar propinsi banten dan jawab barat (WHO, 2005). Hal ini lalu menjadi pelajaran bagi pemerintah bahwa polio masih menjadi ancaman bagi anak anak Indonesia dibawah lima tahun.
Polio penyakit yang disebabkan oleh Enterovirus yang menyebabkan peradangan pada sum-sum tulang belakang sehingga dapat menjadi kelumpuhan, terutama pada kaki. Virus ini juga dapat memasuki aliran darah dan ke sistem syaraf pusat. Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak-anak bisa terkena polio, yaitu rendahnya kualitas imun, malnutrisi, virus yang ada dari sejak kehamilan, sanitasi lingkungan yang buruk, terinfeksi melalui air atau makanan yang terkontaminasi, kontak langsung dengan penderita dan penularan lewat fekal-oral. Jika anak sudah terkena 5-10% akan menyebabkan kelumpuhan juga pada paru dan bisa mengundang kematian. Di dunia, berdasarkan angka WHO, masih ada sekitar 200.000 kasus baru polio setiap tahunnya. Target kesehatan dunia bebas polio dicanangkan sampai tahun 2018.
Indonesia cukup bersyukur bahwa di negara ini sejak tahun 2006 sudah mulai diturunkan kasusnya, kecuali bagi beberapa negara lain misalnya pakistan, nigeria,afghanistan atau yaman. Catatan terakhir pada WHO vaccine-preventable diseases: monitoring system 2013 global summary indonesia tahun 2007 sampai tahun 2012 dinyatakan tidak ada lagi laporan anak yang menderita polio, artinya diharapkan dari tahun ke tahun, tidak ada lagi anak Indonesia yang terkena penyakit ini.
Polio tidak harus menggejala hebat pada anak kecil yang sudah mulai terinfeksi, perbedaan gejala yang muncul tergantung dari jenis polionya. Nonparalytic polio (poliomyelitis abortif) menyebabkan gejala seperti flu yang berlangsung selama beberapa hari atau minggu, seperti demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, muntah, kelelahan, sakit punggung dan leher, lengan dan kaki pegal, nyeri otot, kejang otot, dan meningitis. Paralytic polio (polio penyebab kelumpuhan) dimulai dengan gejala yang mirip dengan nonparalytic polio dan berkembang menjadi gejala yang lebih serius seperti kehilangan refleks otot, nyeri otot parah dan kejang, serta anggota badan sulit bergerak dan berakhir dengan kelumpuhan.
Pada dasarnya, tidak ada obat untuk polio, yang ada hanya pencegahan berupa vaksinasi yang diberikan beberapa kali untuk melindungi anak dari kemungkinan terkena polio. Ada dua vaksin yangdigunakan, pertama yaitu inactivated poliovirus (IPV) dan oral polio vaccine (OPV). IPV dilakukan pada saat bayi berumur 2 bulan dan terus lanjut sampai umur 4 atau 6 tahun. OPV dbuat dari virus polio yang dilemahkan, biaya vaksinnya terbilang murah bagi negara berkembang, kemudahan cara pemberian dan kemampuan untuk memberikan kekebalan yang sangat baik dalam usus. Vaksin ini diwajibkan bagi anak anak yang sudah pernah divaksin atau lupa, kapan terakhir vaksin. 
sumber: WHO 

Cara Alami Supaya Kadar Glutathione Tetap Tinggi

Glutathione, antioksidan yang terdapat di dalam tubuh, tugasnya menurunkan radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif, merusak sel tu...