Pages

Search This Blog

Monday, March 3, 2014

Mutasi Genetik Penyebab Autisme

Para peneliti dari University of California, San Diego School of Medicine, telah menemukan bahwa mutasi “random” dalam gen sebenarnya tidak random/acak. Studi mereka yang dipublikasikan dalam the journal Cell pada 21 Desember menunjukkan bahwa urutan DNA di beberapa wilayah genom manusia cukup stabil dan dapat bermutasi sepuluh kali lebih sering daripada seluruh genom. Gen yang terkait dengan autisme dan berbagai gangguan lain memiliki kecenderungan yang sangat kuat untuk bermutasi.
Menurut peneliti utama Jonathan Sebat, PhD, profesor dan kepala the Beyster Center for Molecular Genomics of Neuropsychiatric Diseases di UC San Diego mengatakan cluster mutasi atau yang disebut "hotspot" tidak unik untuk genom autisme melainkan merupakan karakteristik intrinsik dari genom manusia. Temuan ini dapat menjadi pandangan baru mendasar tentang autisme. Yang mengejutkan, gen-gen yang bermutasi ini sangat hipermutasi.
Sebat berkolaborasi dengan Rady Children's Hospital-San Diego dan BGI genome center di China mengurut lengkap genetika kembar identik dengan gangguan spektrum autisme dan orang tua mereka. Ketika mereka membandingkan gen dari si kembar dan orangtuanya, para ilmuwan mengidentifikasi banyak mutasi "germline/garis gen" (varian genetik yang hadir di kedua kembar tetapi tidak hadir pada ibu atau ayah mereka). Semuanya berjumlah sekitar 600 germline dari sekitar 6milliar pasangan gen dan yang terdeteksi sekitar 10 pasang pada anak-anak kembar. Rataan sekitar 60 gen yang bermutasi pada anak.
Perubahan mutasi sebenarnya bukan hal yang mengejutkan,tetapi yang diherankan adalah mutasi cenderung berkumpul (meng-luster) pada area tertentu. "Ketika beberapa mutasi terjadi di tempat yang sama, peristiwa semacam itu memiliki kesempatan lebih besar untuk gangguan gen," kata Michaelson, peneliti post doctoral dari UC San Diego.
Para peneliti menduga bahwa hipermutasi gen bisa relevan dengan penyakit. Ketika mereka meramalkan tingkat mutasi gen, penulis menemukan bahwa gen yang telah dikaitkan dengan autisme lebih bisa berubah daripada rata-rata gen lainnya, menunjukkan bahwa beberapa penyebab genetik yang berkontribusi terhadap autisme karena mutasi cluster.
Para penulis mengamati kecenderungan yang sama untuk gen penyakit lainnya. Gen yang terkait dengan gangguan dominan cenderung sangat mudah bermutasi, sementara tingkat mutasi yang lebih rendah untuk gen yang terkait dengan sifat-sifat kompleks. Kedepannya, hal seperti ini sangat bermanfaat untuk menyelidiki resiko autisme karena faktor perubahan gen. 

siencedaily

Cara Alami Supaya Kadar Glutathione Tetap Tinggi

Glutathione, antioksidan yang terdapat di dalam tubuh, tugasnya menurunkan radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif, merusak sel tu...