Pages

Search This Blog

Tuesday, March 4, 2014

Berenang dapat meningkatkan resiko asthma pada anak

Liburan datang, biasanya para anggota keluarga sibuk menjadwalkan liburan. Ada yang pergi ke taman hiburan, villa atau yang paling murah mengajak berenang seluruh keluarga. Cuaca panas pun mendukung liburan untuk lebih banyak di air. Sudah mafhum bahwa kolam renang di Indonesia ini banyak menggunakan klorin sebagai bahan desinfektan. Tetapi ada hal yang meragukan dari sisi chlorine sebagai bahan desinfektan untuk para penderita asthma.
Sebuah studi yang dilakukan untuk mencari hubungan antara kolam renang outdoor/terbuka dengan chlorine dan anak-anak penderita asthma. Penelitian dari Catholic University of Louvain di Belgia, diujikan pada 847 remaja. Para peneliti juga melakukan pengendalian faktor lain seperti paparan asap rokok dan polusi, hal yang bisa terjadi di luar mereka renang yang juga bisa memicu kejadian asthma.
Bahkan, mereka yang berenang seminggu sekali selama sepuluh tahun mengalami kejadian asthma lima kali lebih tinggi dibandingkan yang tidak suka berenang di kolam. Semakin banyak waktu yang dihabiskan anak-anak di kolam renang, besar kemungkinan mereka akan menderita asthma. Para peneliti juga menemukan bahwa berenang di kolam sebelum usia tujuh menyebabkan peningkatan laju alergi akibat bulu kucing dan yang lainnya.
Penelitian lain juga pernah dilakukan di the Occupational Lung Diseases Unit di the Birmingham Heartlands Hospital. Dalam penelitian ini masing-masing subjek tidak menggunakan kortikosteroid yang dihirup sama sekali dan gejala asthma mereka kambuh bertambah ketika berenang. Masalah utamanya tidak di klorin, tetapi klorin berubah jika dikombinasikan dengan zat organik berupa keringat, bulu, urin dan bahan lainnya. Klorin bereaksi dengan organik dan menghasilkan nitrogen triklorida, aldehida, hidrokarbon terhalogenasi, kloroform, trihalomethanes dan chloramines. Hal ini kemudian diperkuat, bahwa selama Olimpiade diadakan di Australia, dilaporkan bahwa lebih dari seperempat dari tim renang Amerika menderita dari beberapa derajat asma.
Masih penelitian yang sama, menunjukkan bahwa paparan chloramines tersebut sangat meningkatkan permeabilitas epitel paru-paru, kondisi yang berhubungan dengan merokok. Dalam sebuah penelitian yang dipresentasikan oleh Dr Simone Carbonnelle, dari toksikologi industri dan unit obat kerja di Catholic University of Louvain di Brussels, 226 anak-anak sekolah yang sehat, usia rata-rata 10, diikuti untuk menentukan berapa banyak waktu yang mereka habiskan di sekitar kolam renang indoor dan kondisi epitel paru-paru mereka. Anak-anak dalam penelitian Dr Carbonnelle menikmati berenang outdoor sekitar 1,8 jam/minggu.
Tingkat permeabilitas paru ini sama dengan pengalaman orang perokok berat. Dalam temuan ini menunjukan bahwa peningkatan paparan desinfektan berbasis klorin yang digunakan dalam kolam renang dan produk turunannya dapat menjadi faktor risiko tak terduga dalam meningkatnya insiden asma dan penyakit alergi pada anak-anak.Anak-anak yang diuji berusia 10 tahun dan penelitian dilakukan tahun 2006.
Jumlah penderita asthma diseluruh dunia sekitar 150 juta dalam 25tahun terakhir. Sebuah studi awal tahun ini menemukan bahwa klorin dalam air minum menggandakan risiko cacat lahir. Klorin dapat menyebabkan kulit iritasi dan sinus, dan dapat menyebabkan hilangnya berat badan pada organ tubuh dan bersifat karsinogenik.
Para peneliti melaporkan penyerapan rata-rata kloroform 25,8 [mikro] g / jam untuk perenang saat istirahat dan 176,8 [mikro] g / jam setelah 1 jam berenang. Penelitian lain mencatat bahwa pernafasan merupakan rute penting paparan yang juga dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk jumlah perenang, turbulensi, dan tingkat pernapasan. Yang berarti bahwa untuk atlet, risiko terpapar di air secara signifikan lebih tinggi daripada yang dari perenang biasa.
Bagaimana solusinya?
Tidak mungkin juga ibu/ayah melarang anak berenang sementara berenang juga merupakan olahragayang bagus. Ada sedikit solusi yang bisa dilakukan, diantaranya:
  1. Kalau bisa, hindari berenang lebih dari 2 jam perminggu.
  2. Carilah kolam renang dengan teknologi ozon dan ultraviolet untuk membunuh bakteri, walau dengan harga yang sedikit lebih mahal tentunya
  3. Mencari kolam renang yang kandungannya garam, bukan klorin
  4. Berhenti berenang ditempat umum jika sudah merasakan tidak enak, misalnya batuk atau sesak nafas

jon barron, about.com dan medscape.net

Cara Alami Supaya Kadar Glutathione Tetap Tinggi

Glutathione, antioksidan yang terdapat di dalam tubuh, tugasnya menurunkan radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif, merusak sel tu...