Harian
sciencedaily tanggal 15 April lalu mengutip sebuah judul “Following
a Western Style Diet May Lead to Greater Risk of Premature Death”
atau “ikut pola diet kebarat-baratan dapat menyebabkan mati muda.
Tulisan ini tentu saja bukan tanpa alasan, seperti dikutip harian
tersebut, tulisan ini hasil dari penelitian yang dipublikasikan oleh
The American Journal of Medicine dalam The May Issue.
Makanan apa saja yang mencakup pola diet barat? Yaitu makanan yang
mengandung garam tinggi (orang indonesia bilangnya: makanan yang
gurih-gurih dan asin), makanan yang mengandung pengawet, dimasak
dengan cara yang cepat (fast food) dan dengan tehnik pemanasan
tinggi, makanan dan minuman yang terlalu manis, gorengan,
daging merah dan olahan, biji-bijian olahan, dan produk susu berlemak
jenuh tinggi.
"Dampak dari diet yang spesifik dengan penyakit yang berhubungan
dengan usia telah dipelajari secara meluas, tetapi sedikit
penyelidikan mengadopsi pendekatan yang holistik untuk menentukan
hubungan antara pola diet dengan kesehatan secara keseluruhan di usia
tua," kata pemimpin penelitian Tasnime Akbaraly, PhD, Inserm,
Montpellier , Prancis. "Kami menguji, apakah diet yang terukur
pada usia paruh baya dengan menggunakan pola diet dan kepatuhan
terhadap Indeks Makan Alternatif Sehat (Alternative Healthy Eating
Index/AHEI), terkait dengan fenotip penuaan, diidentifikasi setelah
rata-rata tindak lanjut 16-tahun." AHEI merupakan indeks pola
diet yang awalnya bertujuan untuk memerangi kondisi kronis utama,
seperti diabetes dan penyakit jantung.
Dalam penelitian dengan pola studi kohort dari the British Whitehall
II ini, dengan mengikuti pola AHEI dapat pula melipatgandakan
kemungkinan penelaahan kejadian resiko sindrom metabolik, sebuah
sindrom yang mengarah pada penyakit jantung dan kematian.
Penelitian ini diikuti oleh 3.775 pria dan 1.575
wanita dari tahun 1985-2009 dengan usia rata-rata 51 tahun dari studi
Whitehall II. Menggunakan kombinasi dari data rumah sakit, hasil dari
screening
dilakukan setiap lima tahun dan data registri, peneliti
mengidentifikasi kematian dan penyakit kronis antara peserta.
Setelah itu, hasilnya dibagi dalam lima kategori:
- Penuaan ideal, didefinisikan sebagai : bebas dari kondisi kronis serta kinerja tinggi dalam tes fungsi fisik, mental, dan kognitif : 4,0 %.
- Kardiovaskular non fatal: 12,7%
- Kematian karena sakit kardiovaskular: 2,8%
- Kematian non kardiovaskular: 7,3%
- Kematian normal: 73,2%
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peserta dengan kepatuhan AHEI
rendah meningkatkan risiko kematian kardiovaskular dan non
kardiovaskuler. Mereka yang mengikuti "Diet barat" yang
terdiri dari makanan gorengan dan manis, makanan olahan, dan daging
merah, biji-bijian olahan, dan lemak tinggi produk susu menurunkan
kesempatan mereka untuk penuaan yang ideal. Dari sini dapat
disimpulkan, dengan mengikuti rancangan pola diet yang seperti AHEI
dapat mengurangi resiko penuaan dini, sedangkan menghindari pola
makan diet barat dapat menurunkan resiko penyakit kronis dan tetap
sehat di usia tua. Perilaku kesehatan terhadap pola makan sangat
penting untuk perbaikan kualitas hidup dan perlindungan terhadap
penyakit berbahaya.
sciencedaily