Anak dengan sindrom asperger (salah satu bagian dari rentang autisme)
bukan berarti tidak bisa belajar di sekolah umum. Anak dengan asperger
unik, kebanyakan memiliki tingkat kepintaran akademisi yang tinggi.
Mereka biasanya memiliki masalah dengan interaksi sosial antar teman
sebaya. Anak dengan sindrom asperger biasanya tidak akan terdeteksi
kalau melihat sekilas saja sehingga kebanyakan orang melihatnya sebagai
anak biasa yang juga dapat berprestasi. Hanya saja, anak asperger
mengalami gangguan syaraf yang beda dengan pembangkangan atau badung,
yang sebenarnya adalah mengalami kesulitan mengendalikan perilaku
tertentu.
Penciptaan suasana sekolah dan pembelajaran yang mendidik secara inklusif dan berkelanjutan secara bersama-sama antara anak, orangtua dan guru. Enam langkah ini dapat membantu anak menjadi lebih menyukai belajar dan sebaiknya didiskusikan dahulu dengan pendidik/guru di sekolahnya.
3. Persiapan di kelas. Atur kelas yang nyaman untuk anak asperger sehingga tidak menganggu juga nyaman untuk murid yang lain.
4. Mendidik teman-teman sebaya nya dan mendorong interaksi sosial. Anak asperger biasanya kesulitan dalam interaksi sosial, tapi bukan berarti tidak bisa menjadi teman dan punya persahabatan yang menyenangkan dan abadi. Anak asperger sering rentan kena bullying atau bahan ejekan, sukar membedakan antara bermain dengan interaksi yang kejam. Siswa asperger bisa jadi berpotensi korban dan pendidik serta staf sekolah sebaiknya mengawasi. Penelitian menunjukkan, para teman sebaya akan sangat positif, terjadi peningkatan penerimaan terhadap anak asperger jika mereka juga diberikan pemahaman yang jelas, akurat dan positif tentang gangguan neurologis ini. Banyak kejadian anak asperger bergaul diluar sekolah akhirnya menjadi anti-sosial.
5. Strategi penerimaan juga sebaiknya dilakukan diluar sekolah/lingkungan pendidikan
6. Mengelola tantangan perilaku. Sekolah merupakan tantangan dan dapat meningkatkan stres pada anak Asperger, misalnya kesulitan menentukan perubahan jadwal mata pelajaran, memahami perasaan dan pemahaman guru pengajar, interaksi dengan teman sebaya, mengatasi perubahan struktural misalnya bau, dekorasi ruangan kelas dll. Tantrum dapat saja terjadi mulai dari gejala yang sederhana sampai yang hebat. Pencegahan dapat dilakukan dengan pola akademis yang tepat, modifikasi lingkungan dan ekspetasi.
Diharapkan dengan metode ini, anak asperger dapat bisa juga menjalani masa sekolahnya dengan baik dan berprestasi.
researchautism
Penciptaan suasana sekolah dan pembelajaran yang mendidik secara inklusif dan berkelanjutan secara bersama-sama antara anak, orangtua dan guru. Enam langkah ini dapat membantu anak menjadi lebih menyukai belajar dan sebaiknya didiskusikan dahulu dengan pendidik/guru di sekolahnya.
- Didiklah diri kita sendiri. Anak dengan asperger menunjukkan berbagai perilaku. Bagi orangtua dan pendidik, sangat penting belajar dan mengetahui tentang sindrom ini dan bagaimana hal ini dapat mempengaruhi kesiswaan secara khusus sehingga pendidik/orangtua juga dapat mengendalikan perilaku, misalnya:
- Mengetahui jam asperger, yang artinya “dua kali waktu tambahan, setengah yang dihasilkan”. Siswa dengan asperger terkadang ada yang menyelesaikan tugas, mengumpulkan PR dan tugas tambahan sekolah membutuhkan waktu tambahan tersendiri.
- Kelola lingkungan. Setiap perubahan dapat saja meningkatkan kecemasan bagi mereka. Berusahalah membuat jadwal yang konsisten dan hindari perubahan mendadak.
- Membuat agenda seimbang. Pertimbangkan untuk membuat jadwal visual (terlihat) yang seimbang mencakup kegiatan sehari-hari. Pantau dan resturktur jadwal jika diperlukan.
- Berbagi agenda. Siswa dengan Asperger memiliki kesulitan membedakan informasi penting dan tidak penting. Selain itu juga sulit membedakan antara informasi sekarang dan terdahulu atau yang masuk akal. Sehingga perlu pernyataan yang jelas yang akan membantu memahami apa yang sebaiknya dilakukan.
- Penyederhanaan bahasa. Gunakan bahasa yang sederhana, ringkas, tidak berbicara cepat dan teratur. Jelas dan spesifik ketika memberikan petunjuk. Siswa dengan asperger kesulitan membaca yang tersirat, memahami konsep abstrak misalnya sarkasme atau menafsirkan ekspresi wajah.
- Mengelola perubahan rencana. Persiapkan diri mereka jika akan terjadi perubahan rencana kegiatan dan katakan dengan jelas. Perubahan yang tidak jelas dan mendadak dapat membuat mereka sangat cemas.
- Memberikan perasaan jaminan. Anak asperger gelisah dengan apa yang terjadi akan datang sehingga bingung dengan apa yang akan dilakukan. Gunakan list kegiatan untuk mengetahui apa yang sudah dilakukan untuk membantu perkembangan dan tingkat stress nya.
- Puji jika baik. Pujilah keberhasilan usahanya jika sukses, dengan kata-kata yang sukses.
3. Persiapan di kelas. Atur kelas yang nyaman untuk anak asperger sehingga tidak menganggu juga nyaman untuk murid yang lain.
4. Mendidik teman-teman sebaya nya dan mendorong interaksi sosial. Anak asperger biasanya kesulitan dalam interaksi sosial, tapi bukan berarti tidak bisa menjadi teman dan punya persahabatan yang menyenangkan dan abadi. Anak asperger sering rentan kena bullying atau bahan ejekan, sukar membedakan antara bermain dengan interaksi yang kejam. Siswa asperger bisa jadi berpotensi korban dan pendidik serta staf sekolah sebaiknya mengawasi. Penelitian menunjukkan, para teman sebaya akan sangat positif, terjadi peningkatan penerimaan terhadap anak asperger jika mereka juga diberikan pemahaman yang jelas, akurat dan positif tentang gangguan neurologis ini. Banyak kejadian anak asperger bergaul diluar sekolah akhirnya menjadi anti-sosial.
5. Strategi penerimaan juga sebaiknya dilakukan diluar sekolah/lingkungan pendidikan
6. Mengelola tantangan perilaku. Sekolah merupakan tantangan dan dapat meningkatkan stres pada anak Asperger, misalnya kesulitan menentukan perubahan jadwal mata pelajaran, memahami perasaan dan pemahaman guru pengajar, interaksi dengan teman sebaya, mengatasi perubahan struktural misalnya bau, dekorasi ruangan kelas dll. Tantrum dapat saja terjadi mulai dari gejala yang sederhana sampai yang hebat. Pencegahan dapat dilakukan dengan pola akademis yang tepat, modifikasi lingkungan dan ekspetasi.
Diharapkan dengan metode ini, anak asperger dapat bisa juga menjalani masa sekolahnya dengan baik dan berprestasi.
researchautism