Pages

Search This Blog

Friday, November 21, 2014

Obesitas Karena Fruktosa Mempercepat Penuaan pada Liver



Kegemukan atau obesitas menjadi biang kerok beberapa penyakit degeneratif misalnya resistensi insulin, jantung, kanker dll. Pada banyak hal, ada alasan kenapa salahsatu organ tubuh malah lebih cepat menua dibandingkan organ yang lain dan hal tersebut dapat saja terjadi, sehingga seseorang tampak lebih tua dari umur kronologis nya, yang disebut dengan istilah umur epigenetik. Salah satu yang mempercepat penuaan umur epigenetik adalah obesitas.
Penelitian terbaru menandakan, jika tubuh kita obes/kegemukan, maka liver akan menua lebih cepat dibandingkan organ tubuh yang lain sehingga menyebabkan penyakit kronis. Setiap peningkatan 10 unit BMI (Indeks Masa Tubuh) akan menurunkan umur epigenetik liver sekitar 3,3 tahun. Hal ini dijelaskan oleh Steve Horvath, seorang profesor biostatisik dari the University of California, Los Angeles School of Public Health menjelaskan jika misalnya ada dua orang pria yang BMI nya ramping dan satu lagi gemuk dengan BMI 35, maka pria obes ini usia epigenetiknya sekitar 5 tahun lebihtua dari yang ramping/ideal. Operasi menurunkan massa lemak pada orang obes tidak mempengaruhi pada perbaikan usia penuaan liver. Tehnik pengukuran usia epigenetik ini dengan “jam epigenetik” yang didasarkan pada DNA metilasi, sebuah proses dimana sekelompok metil (satu atom karbon yang melekat pada 3 atom hidrogen) ditambahkan ke bagian molekul DNA. Metilasi DNA merupakan bagian penting dari sel normal yang berperan penting dalam ekspresi gen. Metilasi ini juga menekan gen dari hal yang tidak diinginkan seperti serangan virus atau penyakit. Metilasi abnormal memainkan peran penting dalam semua jenis kanker.
Kenapa obesitas mempercepat penuaan pada liver? Hal ini terjadi karena konsumsi gula fruktosa (pada gula jagung fruktosa tinggi, jus buah dengan sirup agave bahkan madu) yang berlebihan. Ternyata struktur fruktosa mirip dengan alkohol yang dapat merusak liver. Glukosa digunakan sebagai bahan bakar setiap sel, tetapi fruktosa hanya dapat dimetabolisme liver. Fruktosa ini dimetabolisme menjadi lemak.
Menurut Dr Lustig dari Division of Endocrinology at the University of California yang makalahnya dimuat dalam the Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, ada 3 kesamaan antara fruktosa dengan alkohol, yaitu:
  1. Metabolisme fruktosa di hati mirip dengan alkohol karena keduanya berfungsi sebagai substrat untuk mengubah karbohidrat makanan menjadi lemak, yang meningkatkan resistensi insulin, dislipidemia (kadar lemak yang abnormal dalam aliran darah) dan perlemakan hati
  2.  Fruktosa mengalami reaksi Maillard dengan protein yang mengarah pada pembentukan radikal bebas superoksida yang dapat mengakibatkan peradangan hati yang mirip dengan asetaldehida, suatu metabolit perantara etanol
  3. Dengan merangsang jalur otak baik secara langsung maupun tidak langsung fruktosa menciptakan kebiasaan dan mungkin ketergantungan selain juga paralel etanol
Dr Richard Johnson peneliti yang didanai oleh National Institutes of Health telah fokus pada fruktosa dan penyakit terkait obesitas. Penelitian Dr Johnson jelas menunjukkan bahwa gula rafinasi (fruktosa tertentu) ini sangat efektif dalam menyebabkan resistensi leptin pada hewan, dan itu sangat efektif dalam menghalangi pembakaran lemak. Fruktosa yang diberikan pada hewan uji menjadikan mereka kehilangan kemampuan mengendalikan nafsu makan, makan lebih banyak dan kurang aktivitas. Penelitiannya juga mengungkapkan bahwa fruktosa memiliki efek independen dari mekanisme  untuk mendorong sindrom metabolik. Sedangkan fruktosa meningkatkan berat badan melalui mekanisme standar merangsang asupan makanan lebih banyak dan menghalangi pembakaran lemak, bahkan ketika kita mengontrol asupan kalori, fruktosa dapat mempengaruhi komposisi tubuh. Fruktosa memiliki dua efek, yaitu merangsang berat badan melalui dampaknya pada nafsu makan dan dengan menghalangi pembakaran lemak, juga mengubah komposisi tubuh  untuk meningkatkan lemak tubuh bahkan ketika kita sedang diet pembatasan kalori sekalipun.
Menurut standar diet Amerika, asupan maksimal fruktosa adalah 15-25 gram/hari. Kurangi asupan fruktosa terutama dari gula jagung tinggi fruktosa (HFCS) dan lebih baik konsumsi buah-buahan utuh, misalnya apel, jeruk, kiwi dan batasi buah-buahan kering dan jus buah karena cenderung tinggi fruktosa. Jika memang suka mengkonsumsi fruktosa buah, ada baiknya juga diimbangi dengan olahraga karena akan meningkatkan penyerapan glukosa di usus dan membantu meningkatkan kinerja otot. Untuk menyehatkan liver, ada beberapa makanan yang bermanfaat, yaitu: makanan berfermentasi, brokoli, kembang kol, kol, bok coi, sayuran hijau tua,  sayuran laut (beberapa jenis alga), kecambah, bawang putih, bawang merah, telur, jamur, berbagai jenis berry, flax seed/biji rami, ikan sarden, achovi, salmon liar, spirulina.

Mercola

Cara Alami Supaya Kadar Glutathione Tetap Tinggi

Glutathione, antioksidan yang terdapat di dalam tubuh, tugasnya menurunkan radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif, merusak sel tu...