Menurut sebuah menurut sebuah
studi baru oleh Institut Nasional Food, Technical University of Denmark
dan University of Copenhagen, faktor gizi yang memiliki dampak terbesar
pada pengembangan flora usus anak ternyata ketika anak disusui. Studi
ini menunjukkan bahwa menyusui mendorong pertumbuhan bakteri asam laktat
yang menguntungkan dalam usus flora bayi, yang bermanfaat bagi
perkembangan sistem kekebalan tubuh anak.
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa bayi dengan ASI tumbuh sedikit lebih lambat dan sedikit lebih ramping daripada anak-anak yang diberi susu formula. Anak-anak yang mendapat ASI juga memiliki sedikit kejadian lebih rendah obesitas, alergi, diabetes dan penyakit radang usus di kemudian hari. Menurut sebuah studi baru oleh National Food Institute and the University of Copenhagen, hal ini mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa menyusui mendorong perkembangan bakteri menguntungkan dalam usus bayi.
Tine Rask Licht dari the National Food Institute menyatakan kalau peran mikroba usus yang sehat penting pada bayi agar sistem kekebalan tubuh berfungsi dengan baik. Bayi yang baru dilahirkan hidup tanpa mikroba usus didalamnya, maka faktor makanan menjadi berpengaruh pada perkembangan usus terutama di tiga tahun kehidupan awal.
Studi ini menunjukkan, bahwa ada perubahan yang nyata dalam komposisi bakteri usus usia 9 sampai 18 bulan setelah berhenti menyusui serta dikenalkan dengan berbagai jenis makanan. Mikrobiota usus anak akan terus berkembang sampai usia 3 tahun yang semakin kompleks dan lebih stabil.
Hasil ini dianggap mendukung asumsi bahwa mikroba usus yang awalnya secara teori stabil saat anak berusia 1 tahun, sebenarnya stabil pada saat anak berusia 3 tahun. Bakteri usus juga rentan terhadap banyak faktor yang dapat dilihat sampai dewasa. Penelitian ini diharapkan dapat membantu anak-anak dalam mengembangkan biota usus yang sehat, bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh dan pencernaan. Selain itu, bagi ibu baik untuk menasehati untuk promosi ASI dan memang jika untuk industri makanan, diproduksi pengembangan jenis susu untuk meningkatkan pembentukan bakteri yang menguntungkan di usus.
sciencedaily
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa bayi dengan ASI tumbuh sedikit lebih lambat dan sedikit lebih ramping daripada anak-anak yang diberi susu formula. Anak-anak yang mendapat ASI juga memiliki sedikit kejadian lebih rendah obesitas, alergi, diabetes dan penyakit radang usus di kemudian hari. Menurut sebuah studi baru oleh National Food Institute and the University of Copenhagen, hal ini mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa menyusui mendorong perkembangan bakteri menguntungkan dalam usus bayi.
Tine Rask Licht dari the National Food Institute menyatakan kalau peran mikroba usus yang sehat penting pada bayi agar sistem kekebalan tubuh berfungsi dengan baik. Bayi yang baru dilahirkan hidup tanpa mikroba usus didalamnya, maka faktor makanan menjadi berpengaruh pada perkembangan usus terutama di tiga tahun kehidupan awal.
Studi ini menunjukkan, bahwa ada perubahan yang nyata dalam komposisi bakteri usus usia 9 sampai 18 bulan setelah berhenti menyusui serta dikenalkan dengan berbagai jenis makanan. Mikrobiota usus anak akan terus berkembang sampai usia 3 tahun yang semakin kompleks dan lebih stabil.
Hasil ini dianggap mendukung asumsi bahwa mikroba usus yang awalnya secara teori stabil saat anak berusia 1 tahun, sebenarnya stabil pada saat anak berusia 3 tahun. Bakteri usus juga rentan terhadap banyak faktor yang dapat dilihat sampai dewasa. Penelitian ini diharapkan dapat membantu anak-anak dalam mengembangkan biota usus yang sehat, bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh dan pencernaan. Selain itu, bagi ibu baik untuk menasehati untuk promosi ASI dan memang jika untuk industri makanan, diproduksi pengembangan jenis susu untuk meningkatkan pembentukan bakteri yang menguntungkan di usus.
sciencedaily