Pages

Search This Blog

Saturday, November 29, 2014

Bau Tidak Sedap Pada Vagina? Ihh...Gak Deh!!

Keluhan wanita dengan organ intimnya memang terbilang banyak. Mulai dari nyeri menstruasi, keputihan atau terlambat menstruasi dan sebagainya. Salah satu keluhan yang juga bisa kita dengar yaitu bau tidak sedap pada vagina, padahal sudah sering dibasuh. Kalau bau itu hanya dicium oleh diri sendiri sih.. tidak mengapa. Tetapi kadang bisa tercium juga oleh orang lain, itu yang pasti bikin bete dan merusak suasana. Bau pada organ intim (vagina) disebabkan kombinasi pengeluaran lendir pada vagina, kelenjar ekrin dan apokrin serta sumber eksternal (urin, kotoran dan obat topikal/oles).

Gejala terjadi karena infeksi genital atau penyakit, yang ditandai dengan keputihan berlebihan, gatal pada vagina (prutitus vulva) serta rasa sakit dan nyeri pada vagina. Pada dasarnya, bau pada vagina masih normal karena memang setiap wanita memiliki bau organ yang berbeda. Bau pun dapat bervariasi ketika sedang menstruasi. Bau ini sering biasanya dikaitkan dengan infeksi atau non-infeksi vaginitis atau seringnya dengan penyakit vulva.
Infeksi vagina yang berbau tidak sedap ini umumnya karena:
  1. Bacterial vaginosis (alasan yang paling umum untuk bau amis organ intim)
  2. Trichomoniasis (sekitar 20% dari wanita yang terinfeksi)
  3. Ulserasi/luka pada vulva dengan berbagai penyebab, terutama jika karena Donovanosis atau chancroid
  4. Keputihan yang berhubungan dengan penyakit radang panggul
  5. Benda asing yang masuk melalui vagina misalnya tampon, tissue
  6. Luka pada Fistula atausaluran yang menghubungkan vagina dengan rektum atau kandung kemih setelah melahirkan, bisa karena cedera atau pembedahan
  7. Hidradenitis suppurativa.
Penyebab umum biasanya karena jamur (terutama Candida) dan bisa menimbulkan bau seperti ragi fermentasi, tetapi tetap tidak menyenangkan dan baiknya diobati sampai tuntas.
Sedang penyebab lain yang tidak menular :
  1. Keringat berlebihan (hiperhidrosis yang mengarah ke bromhidrosis) terutama yang berhubungan dengan obesitas
  2. Sembelit kronis dan kembung atau faktor makanan yang menyebabkan pelepasan buang gas yang bau
  3. Inkontinensia urin, melepaskan amonia
  4. inkontinensia feses
  5. Kebersihan yang buruk, sering pada wanita yang sudah lanjut usia atau punya masalah/psikologis mental
  6. Kanker vulva karena nekrosis (kematian jaringan)
  7. Cairan atau nekrosis kanker genital lainnya
  8. Trimethylaminuria (sindrom bau amis ikan)
  9. Halusinasi penciuman, misalnya terkait dengan epilepsi lobus temporal
  10. Kondisi kejiwaan
Perempuan yang mengalami masalah ini baiknya melakukan tes luar dan dalam organ intim. Tes mungkin termasuk pH, vagina dan / atau swab vulva untuk mikrobiologi dan kadang-kadang biopsi kulit. Pengobatan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Antibiotik harus diresepkan untuk infeksi sudah jelas diketahui penyebabnya. Hal umum yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari pakaian yang terlalu ketat dan berbahan panas, ganti pakaian dalam beberapa kali minimal setelah mandi, gunakan pembersih non busa, kurangi kelebihan berat badan, jika memang mudah beser tembaga asetat dapat membantu mengurangi bau.
Berlebihan membasuh dengan cairan pembersih, antiseptik, deodoran, vaginal douching (pembersihan vagina) dapat mengiritasi vagina dan juga vulva, berpotensi mengakibatkan peningkatan iritasi dan keluarnya cairan dari vulvitis, kimia yang dapat menyebabkan vaginitis atau infeksi sekunder. Lekas pergi ke dokter jika memang sudah merasa sangat menganggu, bukan dengan berobat mencari informasi sendiri.

health24

Cara Alami Supaya Kadar Glutathione Tetap Tinggi

Glutathione, antioksidan yang terdapat di dalam tubuh, tugasnya menurunkan radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif, merusak sel tu...