Pages

Search This Blog

Saturday, November 29, 2014

Produk perawatan Vagina Berhubungan dengan Infeksi

Masih banyak para perempuan yang menggunakan produk perawatan vagina dengan dalih untuk kesehatan dan kebersihannya. Misalnya pembersih, pelumas, petrolum jelly vagina dan beberapa produk lainnya yang sebenarnya berhubungan erat dengan infeksi. Infeksi jamur atau bakteri, memasukkan benda asing ke dalam vagina dapat merusak jaringan vagina dan dapat meningkatkan kerentanan perempuan terhadap penyakit menular seksual, misalnya klamidia, herpes atau HIV.



Menurut Joelle Brown dari University of California, Los Angeles kalau para wanita harus menyadari dan berhati-hati dalam perawatan vagina nya, karena benda asing yang dimasukkan ke dalam vagina dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan vagina, dan dapat meningkatkan risiko vaginosis bakteri dan infeksi menular seksual.

Tim Brown merekrut 141 perempuan di Los Angeles yang setuju untuk menjawab kuesioner tentang penggunaan produk mereka dan menjalani tes laboratorium untuk infeksi vagina pada awal studi dan satu tahun kemudian. Para peneliti menemukan bahwa 66 persen wanita melaporkan membilas,  douching atau memasukkan pelumas atau bahan lainnya  selain tampon. Di antara wanita yang menggunakan produk untuk bagian dalam vagina, 45% menggunakan cairan douching di pasaran atau misalnya campuran cuka dan air. Produk yang paling umum digunakan adalah pelumas seksual: 70% dari kelompok produk pelumas yang beredar di pasaran, sementara 17% dilaporkan menggunakan petroleum jelly dan 13% menggunakan minyak.
Berdasarkan tes laboratorium, para wanita yang menggunakan produk yang tidak dimaksudkan untuk penyisipan vagina, seperti minyak dan Vaseline, lebih mungkin untuk terkena  infeksi jamur dan bakteri sesuai dengan temuan yang dipublikasikan dalam Journal Obstetrics & Gynecology.

Misalnya, 40% dari wanita yang menggunakan petroleum jelly sebagai pelumas vagina memiliki vaginosis bakteri (infeksi yang dapat disebabkan oleh sejumlah spesies umum bakteri) dibandingkan dengan 18% wanita yang tidak memasukkan petroleum jelly. Serta 44% wanita yang menggunakan minyak intravaginal dinyatakan positif Candida (menyebabkan infeksi jamur) dibandingkan dengan 5% wanita yang tidak menggunakan minyak. Para peneliti menyarankan peningkatan risiko untuk infeksi umum ini mungkin timbul dari produk yang mengganggu pH internal dan mikroba menguntungkan, yang memungkinkan organisme berbahaya berkembang biak.

Vagina merupakan rumah bagi bakteri baik sekaligus  buruk, yang menghasilkan asam yang melindungi terhadap infeksi dan virus. Vaginosis bakteri biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam bakteri populasi normal, menurut the Centers for Disease Control and Prevention. Kebanyakan wanita melaporkan tidak ada gejala, tetapi beberapa memiliki cairan yang abnormal atau bahkan bau.

Dokter tidak menyarankan wanita menggunakan douche atau mencuci vagina karena dapat mengubah keseimbangan bakteri dan tampaknya tidak menawarkan manfaat apapun. Keseimbangan alami bakteri dalam vagina adalah “evolusi perlingungan yang hanyut” dengan sabun, parfum atau douche. Para dokter tidak menyarankan menggunakan petrolum jelly karena bisa meningkatkan vaginosis bakteria. Produk berbasis minyak bumi menyedot air dari permukaan jaringan penghubung dan bisa membuat kulit vagina lebih sensitif dan lebih rentan terhadap infeksi.

 Menurut Brown, studi ini tidak dirancang untuk mengidentifikasi penyebab infeksi, sehingga tidak bisa membuktikan produk yang harus disalahkan. Pelumas seksual komersial yang ada di pasaran, yang dirancang untuk penggunaan bagian dalam, tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi dalam penelitian ini, namun mereka masih memerlukan evaluasi dan penelitian lebih lanjut. Wanita sebaiknya berhati-hati sendiri dengan banyaknya produk di pasaran setiap hari yang dapat mengubah lingkungan vagina. Bahkan The Food and Drug Administration sangat mendesak semestinya produk itu diuji keselamatannya demi kesehatan.

health24

Cara Alami Supaya Kadar Glutathione Tetap Tinggi

Glutathione, antioksidan yang terdapat di dalam tubuh, tugasnya menurunkan radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif, merusak sel tu...