Buah
naga di indonesia sudah terkenal. Buah dengan nama latin Hylocereus
undatus ini berasal dari Amerika tengah yang kemudian menyebar ke
Asia tenggara, termasuk dalam golongan jenis kaktus, tumbuh di iklim
kering. Buahnya memiliki kulit merah atau kuning dan berdaging putih
atau merah keunguan. Tekstur dagingnya renyah, rasanya campuran
antara kiwi dengan pear.
Buah
naga kaya akan fitonutrisi, antioksidan yang mengandung vitamin C
(setara dengan 10% kebutuhan harian), asam lemak tak jenuh ganda,
vitamin B kompleks untuk metabolisme karbohidrat, karoten dan
protein. Mineral yang terdapat dalam buah naga yaitu kalsium, besi
dan fosfor untuk kesehatan darah dan pembentukan jaringan. Buah ini
tidak mengandung karbohidrat kompleks, sehingga lebih mudah dicerna
dalam tubuh yang dibantu dengan vitamin B1 (thiamin) dalam buah
tersebut. Fitokimia captin bermanfaat untuk membantu terapi masalah
pada jantung , terdapat pada dagingnya, sedang pada bijinya
bermanfaat sebagai laksatif ringan. Buah naga juga mengandung asam
lemak omega-3 dan omega-6 yang membantu menurunkan trigliserida dan
menurunkan resiko gangguan kardiovaskular. Konsumsi buah naga
membantu mempertahankan fungsi normal tubuh misalnya detoksifikasi
logam beracun dan meningkatkan fungsi penglihatan. Likopen yang
memberi warna merah pada buah naga sangat bermanfaat menurunkan
resiko kanker prostat. Disarankan tidak konsumsi berlebihan karena
mengandung fruktosa tinggi.
Kandungan
per 100 gram buah naga (tabel)/ per takaran saji
Kalori
|
60
|
Karbohidrat
|
8 gr
|
Gula
|
9 gr
|
Kalsium
|
8 gr
|
Protein
|
2 gr
|
Lemak
|
1,5 gr
|
Serat
|
1 gr
|
Studi
tentang buah Naga:
sebuah
studi bertujuan untuk menentukan hubungan antara diet (pola makan)
sehat sayur dan buah, aktivitas fisik dan pengukuran kerusakan DNA
oksidatif kanker prostat. Lelaki yang berusia antara 45-54 tahun yang
tidak aktif beresiko 3x terkena kanker prostat. Diet buah dan sayur
yang mengandung likopen, misalnya dalam buah naga dan kombinasi
dengan olahraga melindungi dari kanker prostat. Buah naga dapat
menghambat sitokrom P450 yang ada pada liver, bisa juga ada pada
jaringan lain misalnya usus kecil, paru, ginjal dan bisa dikaitkan
dengan glaukoma kongenital.
foodfacts