Depresi
merupakan sebuah keadaan suasana hati yang buruk dan mempengaruhi
pikiran, tingkah laku, perasaan dan kesejahteraan seseorang. Seorang
depresi bisa sangat sedih, cemas, merasa kosong, tidak berguna,
merasa bersalah, tidak tenang, sensitif dan muda tersinggung. Pada
fase yang parah, depresi bisa menyebabkan penderitanya bunuh diri.
Dokter biasanya menyarankan obat anti depresan kepada pasien, tetapi
pasti ada pula efek samping pengobatan itu. Selain itu, anti depresan
hanya berguna bagi penderita depresi ringan. Akan lebih baik sejak
dini depresi diatasi. Kita bisa menggunakan cara diluar obat supaya
tidak ketergantungan obat untuk tahap awal. Apa saja sih, yang bisa
dilakukan?
Pertama:
Olahraga. Olahraga dapat meredakan depresi dengan mengubah kimia
suasana otak, mengatur norepinefrin dan serotonin. Olahraga juga
dapat melepaskan endorfin yang bertanggung jawab atas traumatis pada
beberapa pengalaman hidup. P. Murali Doraiswamy, MD, professor pada
Duke University School of Medicine, Durham, Newyork city
merekomendasikan olahraga sekitar 20-30 menit misalnya aerobik,
treadmill, jalan kaki.
Kedua:
Terapi cahaya. Ada sindrom yang terjadi terutama pada musim
dingin, namanya seasonal affective disorder. Jika ada orang yang
mengalami, ada baiknya melakukan terapi cahaya sekitar 15 menit.
Intensitas cahaya ditentukan oleh dokter. Terapi ini dapat
meringankan gejala dalam beberapa hari ke depan.
Ketiga:
Terapi diary/buku harian. Terapi harian dengan menulis suasana
hati yang positif dalam buku diary, menurut Dr Doraiswamy dapat
mengurangi depresi. Jika memang tidak dapat menulis setiap hari,
dapat dilakukan seminggu sekali.
Keempat:
akunpunktur. Hasil penelitian dari University of Arizona pada 33
wanita dengan depresi menemukan bahwa 64% dari peserta mengalami
pengurangan setelah akupunktur, dibandingkan dengan 27% pada kelompok
tanpa akupunktur. Studi kedua dalam Journal of Affective
Disorders, 70 pasien dengan gangguan depresi mayor yang sudah
konsumsi antidepresan menunjukkan lebih banyak perbaikan jika mereka
melakukan akupunktur, dibandingkan dengan mereka yang tidak.
Kelima:
Komunitas pendukung. Adanya komunitas yang saling menguatkan
membantu penderita depresi ringan untuk saling curhat. Komunitas ini
dapat memberikan penyuluhan, penguatan kelompok dan kesempatan
belajar bersama menghadapi masalah yang sama. Jika memang tidak
tertarik dengan komunitas semacam ini, setidaknya bisa bergabung
dengan komunitas minat, misalnya klub olahraga atau lainnya.
Keenam:
Terapi perilaku kognitif. Pikiran memicu perasaan. Menyadari
pemikiran sendiri lalu mengubah pola destruktif menjadi konstruktif
dapat mengubah cara kerja otak dan akan bereaksi positif terhadap
tubuh. Terapi ini bisa berlangsung antara 10-20 sesi dan bisa
membantu depresi ringan serta sedang.
Ketujuh:
Minyak ikan. Suplemen ini mengandung asam lemak omega-3, yang
ditemukan pada ikan, termasuk ikan salmon, albacore tuna, dan ikan
haring. Studi pada minyak ikan diperkirakan bahwa kekurangan asam
lemak omega-3 pada waktu tertentu (misalnya selama periode
postpartum/pasca melahirkan) bisa menyebabkan perubahan suasana hati
dan depresi. Di daerah di mana konsumsi makanan dengan omega-3 yang
tinggi, orang cenderung memiliki tingkat depresi yang lebih rendah
Kedelapan:
Meditasi. Penelitian yang cukup menjanjikan menunjukkan bahwa
meditasi dapat memainkan peran dalam mencegah kambuhnya depresi.
Penelitian ini difokuskan pada terapi kognitif berbasis kesadaran,
yang menggabungkan meditasi tradisional dengan pendekatan perilaku
kognitif. Dalam dua studi, orang dirawat dengan antidepresan sampai
gejala mereka mereda. Kemudian satu kelompok terus minum obat,
sementara yang lain melakukan terapi meditasi. Tingkat kambuhan untuk
orang yang menggunakan meditasi sama dengan yang mengambil
antidepresan (sekitar 30%) dan lebih rendah dibandingkan pada plasebo
(sekitar 70%). Studi kedua menemukan bahwa 47% dari kelompok meditasi
kambuh, dibandingkan dengan 60% dari orang-orang minum antidepresan
saja.
Kesembilan:
Saffron. Crocus sativus masuk dalam sebuah studi dalam
Journal of Ethnopharmacology menyatakan bahwa saffron bisa
meningkatkan kadar serotonin dan bahan kimia lainnya di otak.
Penelitian kecil, yang tampak pada 38 orang selama enam minggu,
menemukan bahwa saffron sama efektifnya dengan fluoxetine (Prozac)
dalam mengurangi gejala depresi.
Kesepuluh:
Yoga. Mencoba beberapa pose dapat mengurangi stres dan gejala
depresi. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan gangguan
emosi dan depresi berat dengan berlatih yoga dapat mengurangi stres,
permusuhan, kecemasan, depresi, meningkatkan energi, kualitas tidur
dan ketenangan. Meskipun ada terlalu banyak penelitian pada topik
yoga dapat terbukti menjadi cara sederhana untuk mengurangi resiko
depresi.
Kesebelas:
suplementasi. S-adenosylmethionine atau SAMe, sebuah suplemen
yang terlibat dalam sintesis neurotransmitter di otak. Beberapa uji
klinis telah menunjukkan untuk menjadi seefektif obat anti depresi
dan lebih baik daripada plasebo. SAMe juga telah terbukti memiliki
efek samping yang lebih sedikit daripada banyak obat antidepresan.
Selain itu ada juga Saint John wort, tanaman berbunga kuning yang
digunakan dalam teh, pil, dan beberapa ekstrak. The National Center
for Complementary and Alternative Medicine menganalisis 37 studi dan
menemukan herbal ini dapat bermanfaat sebagai antidepresan untuk
depresi ringan (tanpa efek samping dibanding beberapa obat). Satu
peringatan yang sebaiknya diperhatikan adalah St John Wort dapat
mengurangi efektivitas beberapa resep obat, termasuk pil KB,
obat-obatan HIV, pengencer darah, dan beberapa obat antikanker.
health.com