Sering kita dengar
tentang testosteron, hormon yang sangat penting bagi reproduksi pria.
Testosteron pegang peranana penting di reproduksi pria, pada testis
dan prostat. Selain itu juga penting untuk karakter seksual sekunder,
misalnya tulang, otot dan pertumbuhan rambut.
Seiring umur, kadar
testosteron pada pria semakin berkurang dan dapat memberikan beberapa
efek, diantaranya:
- Perubahan pola seksual. Banyak pria mengalami disfungsi ereksi ketika kadar testosteron menurun. Walaupun bukan sebagai faktor utama, tetapi lebih baik diperhatikan dan lakukan terapi.
- Pandangan cepat kabur. Kadar testosteron rendah dapat membuat pandangan kabur, mental kurang fokus, sulit konsentrasi, serta cenderung cepat lupa. Bisa saja seorang lelaki detik ini merencakana sesuatu, detik kemudian lupa. Hal ini disebabkan rendahnya kadar testosteron membuat tubuh lebih cepat stress. Cobalah untuk berolahraga, misalnya yoga atau melakukan pijat yang dapat melepaskan hormon anti stress.
- Perubahan mood yang terkadang tajam. Penurunan kadar testosteron dapat menurunkan dan menaikkan mood sehingga kalau tidak diatasi dapat menyebabkan depresi. Beberapa lelaki dapat terpengaruh dengan keadaan ini dan dapat terjadi perubahan kepribadian. Bagi yang menjalani terapi kadar ke normal, kebanyakan mereka merasa senang dan kembali seperti muda dulu.
- Perubahan massa otot. Testosteron membantu massa otot dan juga kekuatannya. Ketika kadarnya hampir habis, otomatis massa otot dan kekuatannya juga berkurang.
- Lebih cepat terbentuk lemak. Testosteron sudah turun, lemak cenderung cepat dibentuk. Kalau tidak rajin berolahraga, maka kalori yang tidak dibakar berubah jadi lemak. Cobalah untuk tetap berolahraga dan melakukan perubahan pola makan
- Rambut menipis. Salahsatunya rambut dikepala menjadi mudah rontok dan menipis, sehingga mudah terjadi kebotakan.
- Kekurangan massa tulang. Testosteron bermanfaat dalam pembentukan massa tulang dan dapat menyebabkan osteoporosis. Hindari merokok, konsumsi alkohol, tetap berolahraga untuk mengurangi efek osteoporosis pada pria
- Gangguan tidur. Masalah insomnia sering terjadi pada pria yang mengalami penurunan kadar testosteron. Supaya bisa tidur lebih nyenyak, matikan lampu, ciptakan kamar tidur yang tenang dan nyaman yang hanya digunakan untuk tidur, bukan untuk bekerja atau menonton tivi.
- Masalah pekerjaan. Karena masalah mood juga fokus tergangg, maka bisa sangat mempengaruhi kinerja pekerjaan.
Saran yang terbaik
adalah lakukan terapi pengganti hormon yang harus dibawah pengawasan
dokter ahli dan juga mengubah pola hidup yang kurang baik menjadi
baik, misalnya dengan tetap berolahraga, kurangi stress,
berosialisasi, tetap beristirahat cukup, tidak merokok dan stop
alkohol.