Pages

Search This Blog

Tuesday, December 3, 2013

Menolak Memandang Dari Sejak Bayi? Hati hati tanda awal autistik

Ada sebuah penelitian baru yang menarik, bahwa penurunan kontak mata pada bayi yang baru berusia 2 bulan ternyata dapat menjadi indikator awal gangguan soektrum autistik. Sebuah studi yang dilakukan pada 110 anak, sejak lahir sampai balita berusia sekitar 3 tahun menunjukkan pada bulan awal cara memandang mereka kepada lawan bicara baik, tetapi menurun di usia sekitar 2 sampai 6 bulan dan terus menurun sampai akhir studi. Pola ini tidak diamati pada anak yang sedang tumbuh.
Penulis penelitian ini Warren Jones, PhD, direktur peneliti pada the Marcus Autism Center With Children's Healthcare of Atlanta, Georgia dan Emory University School of Medicine menyatakan penelitian ini menarik karena belum pernah diteliti sebelumnya dan sangat membantu untuk memberikan tanda awal autistik di bulan-bulan pertama kehidupan. Penelitian ini sempat dipublikasikan di Nature tanggal 6 Nopember 2013.
Dalam awal tahun 2013 ini, para peneliti dari Yale University juga mempresentasikan studi percontohan awal yang dilakukan Brain and Behavior Research Foundation yang hasilnya menunjukkan bahwa aktivitas otak yang tercatat dengan EEG (electroencephalogram) anak anak dengan Autistik lemah kontak matanya dibandingkan dengan anak anak normal yang sama-sama sedang berkembang. Dalam penelitian ini, para peneliti berusaha untuk mengeksplorasi hubungan antara kontak mata dan autistisme pada populasi yang lebih muda.
Dari penelitian yang melibatkan 110 anak itu dibagi dalam 2 grup, grup beresiko tinggi karena memiliki saudara yang menderita autistik (jumlah 59 balita) dan kelompok resiko rendah yang tidak berkerabat dengan saudara yang autistik (jumlah 51 anak). Penelitian dilakukan pada 10 titik waktu berbeda, dimana mereka melihat video pengasuh yang fokusnya pada mata, mulut, tubuh pengasuh dan ruangan kosong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 12 anak (20,3%, 10 di antaranya adalah laki-laki) pada kelompok berisiko tinggi memenuhi kriteria diagnostik Autistik pada usia 3 tahun versus hanya 1 anak (laki-laki) pada kelompok risiko rendah. Para peneliti juga membandingkan 11 anak laki-laki dengan autistik dengan 25 anak laki-laki dari kelompok berisiko rendah tanpa autistik.
Setelah penelusuran pada mata, para peneliti menemukan bahwa penurunan kontak mata terus terjadi antara anak dengan kecenderungan autistik dengan video pengasuhnya. Aktivitas ini terus terjadi saat anak berusia 2 sampai 6 bulan dan terus menurun sepanjang penelitian berlangsung. Sebaliknya, bagi anak yang tumbuh normal antara usia 2-6 bulan secara nyata tetap memandang pengasuhnya (P <.001). pada usia 24 bulan, anak yang diduga menderita autistik hanya fokus memandang setengahnya dibandingkan anak yang tidak diduga autistik (P = .002).
Hasil penelitian ini dianggap mengejutkan karena teori lama juga menyatakan “perilaku sosial hilang” pada anak dengan autistik. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perilaku sosial yang utuh ada segera setelah anak lahir. Menurut Dr Jones, wawasan ini penting untuk perilaku sosial masa depan untuk menghindari tanda awal kecacatan sosial dan mempertimbangkan intervensi apa yang akan dilakukan untuk mengurangi kecacatan yang berhubungan dengan autisme. Hal ini bisa menjadi catatan untuk orangtua agar waspada dan berdiskusi dengan dokter anak.
Menurut DR Thomas R. Insel, MD dari the National Institute of Mental Health (NIMH) menyatakan "Semakin cepat kita mampu mengidentifikasi tanda awal untuk autisme, semakin efektif intervensi perawatan yang bisa dilakukan". Penelitian lanjutan masih diperlukan, namun hal ini diharapkan dapat menggiring untuk menciptakan alat yang dapat mendeteksi dini austisme pada anak di masa depan.

sumber: medscape

Cara Alami Supaya Kadar Glutathione Tetap Tinggi

Glutathione, antioksidan yang terdapat di dalam tubuh, tugasnya menurunkan radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif, merusak sel tu...