Tulang
kuat sampai tua itu penting. Tetapi seiring dengan umur yang
bertambah, terutama pada wanita, kejadian osteoporosis setelah
menopause lebih sering lagi. Osteoporosis melanda 3 dari 5 wanita
Indonesia dan bagi wanita yang rawan menderita, sedini mungkin
usahakan di cegah. Salahsatunya adalah dengan berhati hati pada obat
yang dapat menjadi faktor pemicu osteoporosis. Lebih baik para
wanita, terutama yang menopause memperhatikan lagi lebih jeli, kalau
tidak kepepet minum obat, jangan diminum. Ini dia jenis obatnya:
- Kortikosteroid. Untuk membantu peradangan, misalnya rematik artritis, asma dan kolitis ulseratif. Contohnya kortison (cortone), prednisone (Deltasone, Meticorten, Orasone, Prednicot). Menurut seorang ahli endokrinologi, Ann Kearns, MD, konsultan pada Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, steroid ini menghambat pembentukan tulang dan penyerapan tulang, yang dapat beresiko pada osteoporosis. Penggunaan obat ini dalam jangka pendek masih tidak berpengaruh pada tulang, tetapi diwaspadai untuk jangka panjang, kecuali untuk topikal dan dihirup.
- Obat anti kanker. Obat anti kanker payudara dapat diberikan juga dengan obat pemeliharaan tulang. Beberapa obat antikanker mengandung aromatase inhibitor, misalnya anastrozole ( Arimidex ), exemestane ( Aromasin ) dan letrozole ( Femara ). Obat ini membuat aromatase menurunkan tingkat estrogen dan akhirnya menurunkan efek penumbuhan kanker. Kadar estrogen yang rendah dapat menurunkan penyerapan kalsium pada tulang. Bagi pria obat obatan untuk kanker prostat juga mirip sebagai terapi anti androgen, misalnya bicalutamide (Casodex), flutamide (Eulexin) dan nilutamide (Nilandron) yang menurunkan kadar testosteron dalam darah dan meningkatkan resikoosteoporosis pada pria. Selain itu, dokter biasanya juga akan menyarankan berolahraga, suplementasi kalsium, berhenti merokok, mengurangi kafein dan asupan obat pemeliharaan tulang.
- Obat anti depresi. Dikenal sebagai SSRI, contohnya citalopram (celexa), fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil) dan sertraline (Zoloft). Ada sebuah studi bahwa wanita yang mengkonsumsi obat anti depresan SSRI lebih kena 2x peluang osteoporosis dibandingkan yang tidak. Jika memang mengkonsumsi obat jenis ini, jangan lupa lakukan pola hidup sehat yang lain.
- Obat GERD (gangguan asam lambung). Jenisnya proton pump inhibitor (PPI), contohnya esomeprazole (Nexium) , lansoprazole (Prevacid), omeprazole (Prilosec, Zegerid). Tahun 2010, FDA memperingatkan bahwa minum dosis tinggi PPI jangka panjang dapat membuat lebih mungkin patah tulang pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang, sehingga perlu di catat resiko tersebut pada label obat. Obat lain yaitu H2 blocker, contohnya simetidin (Tagamet), famotidine (Calmicid, Fluxid, Mylanta AR, Pepcid) dan ranitidin (TRITEC, Zantac) yang dicurigai dapat membuat tulang melunak, walau perlu penelitian lebih jauh.
- Obat pemeliharaan tulang. Binofosfat termasuk dalam jenisobat osteoporosis. Contohnya adalah alendronate (Binosto,Fosamax),ibandronate (Boniva), risedronate (Actonel,Atelvia) dan asam zoledronic (Reclast). Beberapa penelitian mengungkapkan jika digunakan dalam jangka panjang, lebih dari 5 tahun dapat menyebabkan patah tulang paha. Ada alternatif lain selain binofosfat, yaitu kalsitonin (Miacalcin),denosumab(Prolia- obat yang menghambat pengeroposan tulang), raloxifene (Evista), teriparatide (Forteo, hormon paratiroid yang meningkatkan masa tulang), terapi hormon pengganti.
Jadi.. jika kita mengkonsumsi obat obatan tersebut, konsultasikan
terlebih dahulu dengan ahli kesehatan. Jangan sampai ingin satu
penyakit sembuh, tapi muncul penyakit yang lain.
WebMD