Minum
soft drink buat anak anak memang terlihat keren.. tapi tahukah kita,
sebagai orangtua... kalau ada sebuah studi mengejutkan, jika konsumsi
1 gelas soft drink per hari dapat berhubungan dengan perilaku negatif
yang meningkat pada anak-anak. Studi korhor menggunakan sekitar 3000
anak berusia 5 tahun menunjukkan kalau anak yang minum sekitar 1-4
porsi/botol per hari mempunyai skor pengukuran secara nyata
agresivitas lebih tinggi daripada anak anak lain yang tidak suka
minum soda. Selain itu, bagi anak yang minum sekitar 2 botol atau
lebih soda memiliki skor perilaku menarik diri lebih tinggi dan anak
yang minum 4 botol soda memiliki gangguan masalah perhatian yang
tinggi.
Menurut Shakira Suglia, ScD, asisten
profesor epidemiologi di Mailman School of Public Health di Columbia
University di New York City yang dilansir dalam Medscape Medical News
bahwa ada efek respon terhadap dosis. Jadi, pada dasarnya setiap
peningkatan konsumsi soda berhubungan dengan tingginya skor. Bahkan
menurutnya, kasus ini walaupun dibatasi dengan permen atau jus buah
dan juga faktor sosial lainnya, soda tetap menjadikan agresi tingkat
tinggi. Penelitian ini pernah dipublikasikan dalam Journal of
Pediatrics online sekitar tanggal 15 agustus 2013 ini.
Bagi para ahli kesehatan, soda dianggap bukan pilihan yang sehat
untuk menu anak. Bahkan menurut Dr Suglia lagi, 1 botol/porsi saja
sudah cukup banyak untuk mereka. Lebih baik anak anak minum air putih
atau susu dan orangtua sebaiknya membatasi jumlah minum soda pada
anak mereka.
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa sekitar 43% anak
setidaknya minum 1botol/porsi soda/hari dan 4% bahkan minum 4 atau
lebih porsi/botol/hari. Analisis yang disesuaikan menunjukkan bahwa
tingkat konsumsi yang lebih tinggi soda dikaitkan dengan skor agresi
keseluruhan secara signifikan lebih tinggi , serta skor yang lebih
tinggi pada penarikan diri dan masalah perhatian. Setelah disesuaikan
untuk faktor sosiodemografi, hasil penelitian menunjukkan bahwa
peserta yang minum setidaknya 1 botol/porsi soda per hari memiliki
0,74 poin lebih tinggi nilai perilaku agresif ( 95% confidence
interval [ CI ] , 0,1-1,4 ) dibandingkan mereka yang tidak minum soda
( P < .05 ). Sedang mengkonsumsi 2, 3, atau 4 porsi/botol atau
lebih soda dikaitkan dengan skor yang lebih tinggi rata-rata agresi
1.8, 2.0, dan 4.7(semua, P <.05). Anak anak yang minum 4 atau
lebih porsi sehari-hari juga memiliki nilai rata-rata yang lebih
tinggi pada subskala masalah perhatian (1,7, 95% CI, 1,0-2,4) dan
perilaku menarik diri (2.0, 95% CI, 0,8-3,1) (keduanya, P <.05 ).
Kemudian hal tersebut disesuaikan dengan konsumsi permen atau jus
buah, menonton televisi, kemungkinan depresi pada ibu, kekerasan
terhadap pasangan (orangtua), penahanan ayah, dan obesitas pada
analisis terpisah dari 1868 peserta masih menunjukkan adanya hubungan
antara tingginya tingkat konsumsi soda dan perilaku negatif. Mereka
yang mengkonsumsi 4 atau lebih porsi harian minuman ringan telah
sepenuhnya disesuaikan nilai sebesar 2,62, 1,75, dan 0,88, pada
agresivitas masalah perhatian, dan sub-skala penarikan diri
dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsi soda.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa anak-anak yang mengkonsumsi
soda terbanyak lebih dari dua kali lebih cenderung untuk
menghancurkan barang-barang orang lain ( rasio odds [ OR ] , 2,54 ) ,
menyerang orang lain secara fisik ( OR , 2,28 ) atau suka berkelahi
( OR , 2.12 ) .
Dalam studi ini memang masih perlu diteliti lebih lanjut, bagian dari
soda yang mana yang menyebabkan perubahan perilaku itu, apakah sisi
kafein atau gula atau keseluruhaannya. Penelitian ini dianggap
konsisten dengan hasil yang pernah dilakukan dengan objek remaja.
Akan lebih baik jika memang bisa dibatasi, batasilah konsumsi nya.
sumber: medscape